TEMPO.CO, Jakarta - PT Saka Energi Indonesia berencana menggandeng mitra untuk mengelola dua blok minyak dan gas bumi (migas), yakni Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.
Presiden Direktur PT Saka Energi Indonesia Tumbur Parlindungan mengatakan perusahaan memang akan mencari mitra untuk mengelola dua blok migas tersebut. Namun dia belum dapat menyebutkan siapa calon mitra yang akan diincar.
"Pekawai pasti cari mitra-lah, tapi belum tahu siapa. Kalau yang deketin, banyak," kata Tumbur pada Senin, 12 Februari 2018.
Baca juga: Undang Investor, ESDM Tawarkan 10 Blok Migas
Menurut Tumbur, kemungkinan besar mitra yang akan digandeng berasal dari luar negeri dan merupakan pemain besar. "Lokal mana berani di (wilayah) Indonesia (bagian) timur. Big player-lah," ujarnya.
Tumbur mengungkapkan saat ini perusahaan masih menunggu pelaksanaan tanda tangan kontrak kedua blok migas tersebut.
Sementara itu, untuk memudahkan mendapat mitra kerja, terutama mitra internasional, perseroan akan menerapkan standar ISO 26000.
ISO 26000 merupakan standar pedoman yang bersifat sukarela tentang tanggung jawab sosial suatu institusi yang mencakup semua faktor badan publik dan swasta.
Tumbur menuturkan banyak mitra bisnisnya yang mendorong PT Saka Energi Indonesia segera mengimplementasikan ISO 26000. "Yang mau bermitra banyak, makanya kami tekankan ISO 26000. Kalau enggak ada ini (ISO 26000), mitra enggak mau."
Pada 2017, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menawarkan sejumlah wilayah kerja kepada para investor sektor migas. Kementerian Energi menawarkan 10 blok migas konvensional kepada 52 perusahaan besar sektor migas, di antaranya Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.