TEMPO.CO, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menagih janji PT Angkasa Pura II yang akan membangun perpanjangan runway atau landas pacu bandara Kertajati di Majalengka sepanjang 500 meter agar panjang landasannya menjadi 3 ribu meter.
“AP II bertugas memperpanjang runway, belum mulai. Kita akan segera meminta AP II membangun sisa runway sesuai dengan kesepakatan perjanjian,” kata dia, Senin, 12 Februari 2018.
Aher, sapaan AHmad Heryawan mengatakan, perpanjangan runway itu menjadi kesepakatan perjanjian bersama PT AP II, PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), serta pemerintah provinsi mengenai KSO, kerjasama pengoperasian bandara Kertajati yang diteken ketiganya pada 22 Januari 2018.
Simak: PT BIJB Garap Kluster Bisnis Aerocity Bandara Kertajati
Selain soal KSO, AP II juga menjanjikan akan membeli saham kepemilikan PT BIJB sebagai pemilk bandara yang dibangun pemerintah Jawa Barat tersebut.
“Kalau perpanjangan runway 500 meter tidak bisa dibangun segera, bisa saja diresmikan, tapi penerbangan haji tidak bisa dari Kertajati. Supaya yang di inginkan oleh Bapak Presiden, seperti yang pernah diutarakannya, tidak hanya Kertajati diresmikan, pada saat yang sama penerbangan haji bisa dari Kertajati. Pembangunan 500 meter runway itu dalam perjanjian dibangun AP II, kita minta secepatnya menyelesaikan pembangunan ini,” kata Aher.
Aher mengatakan, PT BIJB juga tengah menyiapkan penawaran RDPT (Reksa Dana Penempatan Terbatas) yang dananya akan dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan sisi darat. Sisa dana itu sedianya berasal dari penyertaan saham PT AP II di PT BIJB, serta dari RDPT. “Sebentar lagi RDPT akan diselesaikan,” kata dia.
Menurut Aher, sisa saham PT BIJB itu juga kini tengah ditawarkan pada Koperasi Praja Sejahtera Jawa Barat, koperasi yang anggotanya adalah seluruh Pegawai Negeri Sipil (PNS) pemerintah provinsi Jawa Barat. “Ada Rp 50 miliar totalnya, itu setara 2 persen. Lumayan. Mungkin nanti bisa nambah lagi,” kata dia.
Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra mengatakan, porsi saham kepemilikan PT BIJB tingal 38 persen dari modal dasar Rp 2,5 triliun, atau setara Rp 930 miliar. Dana Rp 930 miliari ditargetkan sudah diperoleh Maret ini karena akan dipergunakan untuk melunasi biaya membangun sisi darat bandara Kertajati, termasuk terminalnya. “Sesuai jadwal Maret ini,” kata dia, saat dihubungi Tempo, Senin, 12 Febaruari 2018.