TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan big data ataupun wallet dalam usaha Go-Jek tidak perlu menakutkan bank. Pasalnya, bank dan Go-Jek justru bisa bekerja sama.
"Kami sebagai payment platform adalah sama sekali tidak kompetitif dengan bank, malah kami adalah mitra," kata bos Go-Jek, Nadiem Makarim, dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Hotel Ayana Midplaza, Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Baca juga: Astra Internasional Suntik Rp 2 Triliun ke Go-Jek, Ini Alasannya
Sebelumnya, dalam seminar Disrupsi Digital yang diadakan Media Indonesia, Senin, 15 Februari 2018, pengamat ekonomi, Chatib Basri, sempat menyampaikan bagaimana big data yang dimiliki perusahaan e-commerce, seperti Go-Jek dan Tokopedia, dapat menjadi bank melalui pemanfaatan data dari individu dan wallet yang dimiliki.
Karena itu, kata Chatib, penting bagi bank untuk bekerja sama dengan perusahaan e-commerce.
Nadiem menuturkan, Go-Jek selama ini telah bekerja sama dengan bank. "Sama sekali bukan ancaman, tension, tapi kolaborasi," ujarnya.
Keberadaan Go-Pay dalam aplikasi Go-Jek juga pada akhirnya untuk menciptakan cashless society. Hal tersebut merupakan harapan Nadiem melalui kerja sama dengan bank untuk ke depan. "Bukan hanya dengan bank, tapi berbagai macam financial institution," ucapnya.
Nadiem juga mengklarifikasi ucapannya, yang sempat beredar tentang Go-Pay, yang akan dipisahkan dari Go-Jek. Go-Pay, kata dia, tidak akan dipisahkan dari Go-Jek, melainkan akan diperluas dalam arti agar bisa diterima penggunaannya di wilayah yang lebih luas.
FADIYAH | YY