TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali berakhir melemah pada perdagangan hari ini, Senin, 12 Februari 2018. Ini berarti rupiah telah delapan hari berturut-turut ditutup dengan pelemahan.
Rupiah ditutup melemah 0,08 persen atau 11 poin di Rp 13.639 per dolar AS. Padahal mata uang Garuda sempat menguat ke posisi 13.600, setelah dibuka dengan apresiasi 18 poin atau 0,13 persen di posisi 13.610.
Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp 13.600–Rp 13.657 per dolar AS.
Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengatakan pihaknya mengambil langkah untuk stabilisasi rupiah dan akan terus memantau volatilitas pasar setelah rupiah merosot ke level terendah sejak Juni 2016.
Baca juga: Volatilitas Dolar AS Mereda, Kurs Rupiah Bakal Menguat
Direktur Eksekutif Pengelolaan Moneter Bank Indonesia, Doddy Zulverdi, menuturkan bahwa pelemahan rupiah saat ini dipandang sebagai respons terhadap aksi jual pasar global, namun fundamental ekonomi domestik masih positif untuk mendukung nilai tukar yang stabil.
Sementara itu, mata uang lainnya di Asia sore ini terpantau bergerak variatif, dengan peso Filipina yang melemah 0,82 persen memimpin depresiasi sejumlah mata uang Asia. Di sisi lain, won Korea Selatan yang menguat 0,69 persen memimpin apresiasi beberapa mata uang Asia.
Adapun indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melemah 0,24 persen atau 0,221 poin ke level 90,221 pada pukul 16.56 WIB.
Baca juga: Dolar AS Menguat, Pekan Depan Rupiah Diprediksi Masih Tertekan
Sebelumnya indeks dolar dibuka turun 0,090 poin atau 0,10 persen di level 90,352, setelah pada perdagangan Jumat, 9 Februari 2018, berakhir menguat 0,24 persen di posisi 90,442.
Dolar AS melemah akibat kekhawatiran proposal anggaran Presiden Donald Trump yang akan dirilis hari ini waktu setempat akan menurunkan tujuan Partai Republik untuk menyeimbangkan anggaran dalam 10 tahun.
“Rencana anggaran AS telah menimbulkan kekhawatiran bahwa kita bisa melihat kenaikan defisit fiskal pada saat defisit transaksi berjalan di AS juga melemah. Ini bisa kian membebani dolar AS,” kata Khoon Goh, kepala riset Asia di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., seperti dikutip Bloomberg.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu,9 Februari 2018, rupiah berakhir melemah 0,17 persen atau 23 poin di posisi Rp 13.628 per dolar AS.