TEMPO.CO, Jakarta -PT Angkasa Pura II (Persero) mengklaim ambruknya pagar gerbang kereta bandara Soekarno Hatta, Tangerang, murni sebagai kecelakaan kerja. Insiden ini terjadi pukul 09.40 WIB, Minggu kemarin, 11 Februari 2018, dan menyebabkan satu petugas keamanan, Edi Junaidy mengalami luka serius.
"Dapat kami informasikan bahwa ini bukan karena kesalahan konstruksi," kata Vice President Corporate Communication PT Angkasa Pura II Yado Yarismano dalam pesan singkat kepada Tempo di Jakarta, Senin, 12 Februari 2018.
Menurut Yado, insiden bermula saat mobil milik Avsec (Aviation Security) sedang melakukan patroli di daerah Perimeter Selatan, Bandara Soekarno Hatta. Lalu Edi yang berada di pos pintu kemudian membukakan pagar untuk mobil patroli tersebut. "Ketika proses ini lah pagar terlepas karena keluar dari jalurnya," ujar Yado. Pintu ini sendiri terbuat dari besi setinggi dua meter dan panjang enam meter.
Alhasil, pagar ini pun jatuh menimpa Edi sehingga langsung dilarikan ke Rumah Sakit Mayapada oleh petugas Avsec. Yado menegaskan bahwa tidak ada prosedur kerja yang dilewati sebelum terjadinya insiden ini. Selain itu, pagar gerbang ini memang merupakan pagar geser, bukan pagar yang ditanam menancap ke tanah.
Insiden ambruknya pagar ini menambah panjang rentetan kejadian kecelakaan kerja di Bandara Soekarno Hatta. Belum lama terowongan atau underpass di Jalan Perimeter Selatan, akses menuju Bandara Soekarno-Hatta longsor pada Senin, 5 Februari 2018. Bagian tanah yang longsor menutupi jalan sehingga akses kendaraan dari arah Bandara Soekarno-Hatta menuju Tangerang tertutup untuk sementara.
Satu orang korban longsor, Dyani Putri (24), meninggal seusai dilarikan ke RSUD Tangerang dan dirujuk ke RS Mayapada, Tangerang pada sekitar 06.47 WIB. Jenazah almarhum Dyani akan disemayamkan di rumah duka di Serang, Banten.
PT Waskita Karya (Persero) Tbk, sebagai kontraktor, saat ini telah membongkar semua pagar gerbang tersebut. Pembongkaran dilakukan sebagai rangkaian proses perbaikan pintu gerbang kereta yang ambruk. "Kami bongkar untuk diganti metode pemasangannya," ujar Humas Proyek Waskita Karya, Daud Harahap, kepada Tempo, Senin, 12 Februari 2018.