TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo), Yohannes Nangoi mengatakan tengah mengusulkan kepada Kementerian Perindustrian agar tarif pajak penjualan barang mewah (PPnBM)pada segmen mobil sedan disesuaikan dengan jenis kendaraan lainnya. Yohannes menilai, PPnBM mobil sedan yang tinggi menghambat pertumbuhan industri kendaraan sedan.
"Kita bikin harmonisasi tarif, jadi supaya bisa berpihak pada semua jenis kendaraan sehingga industrinya bisa tumbuh dengan baik," kata Yohannes saat dihubungi Tempo, Jumat, 9 Februari 2018.
Baca: Mobil Sedan Tak Lagi Dikenakan Pajak Penjualan Barang Mewah
Sebelumnya, Kementrian Perindustrian meminta agar aturan terkait mobil sedan, yang selama ini dikenai pajak penjualan barang mewah (PPnBM) direvisi. Permintaan penghapusan pajak barang mewah tersebut diajukan ke Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan.
"Ini sudah dimasukkan ke Kementerian Keuangan, sehingga nanti sedan tidak lagi berupa barang mewah," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Februari 2018. "Dengan demikian, produksi sedan di Indonesia bisa didorong."
Menurut dia, PPnBM sedan sebesar 30 persen membuat masyarakat enggan membeli mobil sedan. Hal itu berdampak pada peningkatan harga hingga mempersempit peluang investasi di industri mobil sedan.
"Orang enggan membeli sedan karena harga lebih mahal. Akibatnya investor tidak ada yang berani masuk untuk bikin mobil sedan di Indonesia," kata dia.
Menurut Yohannes, keberadaan PPnBM pada mobil sedan juga membuat ekspor mobil Indonesia cenderung stagnan di kisaran 200-250 ribu mobil per tahun. Angka ini cenderung berbeda jauh dengan Thailand yang mampu mengekspor di atas 1 juta mobil per tahun.
"Perlu dicatat Indonesia itu pasarnya sagat besar dan sangat mungkin untuk bisa tubuh lebih besar dikemudian hari. Saat ini pemakaian kendaran domestik di Indonesia hanya 1,1 juta," kata Yohannes.
Yohannes juga mengatakan tidak menutup kemungkinan pertumbuhan GDP per kapita yang merayap naik bisa memacu industri kendaraan di Indonesia. Oleh karena itu, Yohannes ingin kebutuhan masyarakat akan mobil sedan maupun jenis lainnya bisa terpenuhi dengan baik.
"Jangan sampai nanti sedan hanya impor dari luar, celaka. Kuncinya itu. Sekarang sedang dikerjakan oleh Kementerian Perindustrian untuk melakukan harmonisasi tarif secara keseluruhan," ucap Yohannes.