TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. akan menargetkan kenaikan jumlah penumpang di segmen internasional. Direktur Utama Garuda Indonesia Pahala Mansury menyatakan perseroan mempunyai peluang tumbuh setelah mendapatkan predikat maskapai Bintang Lima dari lembaga pemeringkat SkyTrax. "Kami berharap pencapaian ini bisa menaikkan traffic untuk rute internasional," kata dia di Changi Exhibition Center, Singapura, Kamis, 8 Februari 2018.
Pahala memproyeksi kenaikan penumpang Garuda di segmen internasional bisa lebih dari 20 persen di 2018. Target itu disebutkan karena ia berkaca kepada traffic rute internasional yang naik 13 persen di 2017. Di sisi lain, jumlah produksi penumpang pada tahun lalu tumbuh 25 persen.
Baca: Singapore Air Show 2018, Ini Kesepakatan yang Diteken Garuda
Garuda Indonesia kembali mendapat penghargaan sebagai Maskapai Bintang Lima dari Skytrax. Pencapaian ini merupakan kali ketiga bagi maskapai penerbangan milik negara tersebut. Selain itu, Citilink Indonesia untuk kali pertama mendapatkan predikat maskapai penerbangan Bintang Empat juga dari SkyTrax. Penyerahan sertifikat penghargaan itu berlangsung di pameran kedirgantaraan Singapore Airshow 2018.
Garuda tak hanya akan mengandalkan pemeringkat dari SkyTrax semata. Pahala menuturkan perseroan akan mengoptimalkan rute-rute yang berpotensi meningkatkan jumlah penumpang internasional. Caranya ialah dengan menambah frekuensi perjalanan.
Menurut Pahala, rute medium yaitu dengan lama penerbangan enam sampai sembilan jam berpeluang meningkatkan penumpang internasional. Sejauh ini, kontribusi penumpang internasional Garuda datang dari penerbangan berdurasi lima sampai enam jam. "Dari (masukan) Kementerian Pariwisata ada potensi di rute enam sampai sembilan jam," kata dia.
Berikutnya, penyesuaian tarif perlu menjadi pertimbangan untuk mendongkrak kinerja perseroan. Dengan tren harga minyak dunia yang mulai mengalami penguatan, menurut Pahala, penyesuaian tarif perlu dipertimbangkan.
Menanggapi penyesuaian tarif Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Agus Santoso menyatakan pemerintah masih membahas hal itu. Ia menyatakan pemerintah tengah mencari tarif yang bisa diterima semua maskapai, termasuk Garuda Indonesia, di antaranya. "Pemerintah harus berikan koridor agar sehat (persaingannya)," kata Agus.