TEMPO, Padang - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan kerugian akibat bencana sangat tinggi. Pemerintah daerah harus meningkatkan disaster management.
"Saat tsunami Aceh pada tahun 2004 silam misalnya, kerugian akibat bencana melebihi angka US$4,5 miliar," ujarnya usai memberikan kuliah umum di Universitas Andalas Padang, Kamis 8 Februari 2018.
Kata dia, disaster management sangat dibutuhkan dalam pendanaan yang lebih efektif dan efisien untuk menghadapi potensi bencana yang begitu tinggi di Tanah Air.
Simak: Jika Kondisi Ekonomi Kartu Kuning, Ini Respon Sri Mulyani
Jangka panjang, kata dia, perlu dibangun infrastruktur yang berdaya tahan. Desain dan bangunnya bisa menyesuaikan dengan potensi ancaman bencana.
"Resiko yang ditimbulkan karena bencana cukup besar yang mempengaruhi gross domestic product (GDP) Indonesia," ujarnya.
Menurutnya perubahan iklim dan letak geografis Indonesia yang menyulitkan, menyebabkan hampir seluruh wilayah nusantara rentan terhadap bencana. Sehingga, selalu ada biaya yang ditimbulkan akibat bencana.
“Jadi setiap tahun selalu dianggarkan. Ada di BNPB, juga ada yang sifatnya darurat juga dianggarkan di APBN,” ujarnya.
Sri Mulyani meminta pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran bagi penanggulangan bencana, sehingga tidak berpotensi menggerus pertumbuhan ekonomi, sekaligus mempercepat proses pemulihan.
Dia mengatakan setiap tahun pemerintah memerintah mengalokasikan lebih dari Rp800 miliar untuk dana kedaruratan, yang bisa digunakan sewaktu-waktu saat terjadi bencana.