TEMPO.CO, Jakarta -PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menurunkan target laba bersih pada tahun 2018 menjadi sebesar 10-20 persen. Target ini berkurang signifikan setelah perseroan mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 49,5 persen atau senilai Rp 20,6 triliun pada 2017.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo mengatakan penurunan target itu lantaran perseroan tak bisa lagi menurunkan pencadangan yang dimiliki. Dia berujar, pencadangan perbankan sudah berkurang dari Rp 24,6 triliun pada 2016 menjadi Rp 16 triliun pada 2017. Penurunan pencadangan ini berimbas pada turunnya kredit bermasalah (non performing loan) Mandiri dari 4 persen menjadi 3,46 persen.
"Nah, Rp 16 triliun itu kan cost of creditnya 2,3 persen, enggak bisa turun lebih jauh lagi. Peningkatan laba di 2018 lebih normal-normal aja, 10 sampai 20 persen," kata Kartika dalam acara paparan kinerja kuartal IV 2017 Bank Mandiri di Plaza Mandiri, Jakarta, Selasa, 6 Februari 2018.
Pada tahun 2017, pendapatan atas jasa (fee based income) Bank Mandiri tercatat tumbuh sebesar 16,4 triliun, sedangkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) hanya naik 0,6 persen.
Kartika mengatakan, pertumbuhan laba bersih itu akan lebih banyak disumbang oleh fee based income. Dia berujar pertumbuhan fee based income Mandiri sebesar 15 persen per tahun. Adapun net interest income diperkirakan tidak tumbuh signifikan.
"(Dari) fee base, kami kan fee base tumbuhnya 15 persen per tahun, terus juga efisiensi. Kalo NII saya rasa tumbuh positif tahun ini, 5 sampai 6 persen-lah daripada tahun lalu," kata Kartika.