TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) memastikan sistem ganjil genap nomor polisi diterapkan di pintu masuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek yang dinilai paling padat kendaraan. Aturan itu diyakini tak menghambat lalu lintas kendaraan pribadi.
Kepala BPTJ, Bambang Prihartono, mengatakan kebijakan ganjil genap hanya diterapkan dari Gerbang Tol Bekasi Barat hingga Cawang, Jakarta Timur. "Jadi distribusinya terbagi. Saat plat nomor genap boleh lewat, yang ganjil kan bisa lewat pintu tol lain," ujar Bambang pada Tempo, Selasa 6 Februari 2018.
Menurut dia, beban lalu lintas ruas Jakarta-Cikampek kerap bertumpu di gerbang tol tersebut. Pada jam sibuk di pagi hari, yaitu pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB, volume kendaraan yang masuk bisa mencapai 5000 unit.
Simak: YLKI: Sistem Ganjil-Genap di Tol Cikampek Ngawur
Sistem ganjil genap, kata Bambang, bisa mengurangi kepadatan di gerbang Bekasi Barat hingga setengahnya. "Kita kurangi 50 persen. Jadi separuh masuk (dari Cikampek ke Jakarta) melalui gerbang lain."
Aturan itu menyusul kebijakan pembatasan untuk kendaraan barang yang melebihi kapasitas muatan. Pembatasan angkutan berat yang dijalankan sejak 22 Januari lalu itu pun demi mereduksi kemacetan ruas Jakarta-Cikampek.
"Kami kaji dan diputuskan di Kementerian Koordinator Kemaritiman bahwa jangan (kendaraan) barang saja yang diatur tapi juga kendaraan pribadi, jadi setara," ucap Bambang. Dia menambahkan, volume kendaraan pribadi mencapai 80 persen dari total angkutan yang melintas di ruas tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi, mengatakan pihaknya sudah menyelesaikan draft Permenhub yang mengatur mengenai aturan ganjil genap kendaraan. Payung hukum itu diupayakan terbit pekan ini.
"Besok (hari ini) saya presentasikan ke Menhub, jika tak ada masukan, akan kami sampaikan ke Menko Maritim," katanya pada Tempo.
Selain soal ganjil genap, diatur pula jenis kendaraan dan beban maksimal muatan yang bisa masuk Tol Jakarta-Cikampek. "Itu untuk pembatasan truk tiga sumbu pada jam sibuk seperti masa liburan akhir tahun."
Wakil Ketua Bidang Distribusi dan Logistik Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia, Kyatmaja Lookman, mengatakan pihaknya sudah sepakat dengan pembatasan kendaraan berat. Namun, dia meminta kebijakan itu ditinjau kembali saat proyek infrastruktur di ruas Jakarta-Cikampek telah rampung.
Aktivitas sejumlah proyek seperti Tol Jakarta-Cikampek Elevated dan Light Rapid Transit (LRT) Jakarta-Bekasi Timur diyakini membebani lalu lintas. "Setelah proyek selesai ya kami harus boleh melintas lagi. Pembatasan ini membuat biaya kerja kami bertambah," ucap Kyatmaja.
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, Sudaryatmo, menilai aturan ganjil genap sebagai rencana jangka pendek pemerintah untuk mengurai kemacetan. Kebijakan itu dianggap tak melanggar Undang Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
"Seperti halnya contra flow di dalam kota. Konteksnya untuk mengurangi beban jalan, jadi UU memungkinkan," tuturnya.
Menurut Sudaryatmo, belum ada keluhan berarti terkait sistem ganjil genap di Tol Jakarta-Cikampek. Pasalnya, aturan dibuat untuk mengendalikan arus kendaraan agar tak melebihi kapasitas jalan. "Harus dilihat kepentingannya secara luas. Konsumen kan bayar (tol) agar perjalanan lancar, kalau macet sama saja rugi."
YOHANES PASKALIS PAE DALE | SYAFIUL HADI | BUDIARTI UTAMI PUTRI