TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sedang menjajaki model pendanaan lewat mekanisme penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Direktur Irigasi dan Rawa, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, Mochamad Mazid mengatakan pendanaan yang dilakukan lewat SBSN ini akan digunakan untuk membiayai 15 paket pekerjaan Daerah Irigasi (DI) dan Rawa.
"Pendanaan tersebut direncanakan dilakukan pada tahun 2018, selain juga menggunakan dana dari APBN dan pinjaman bilateral," kata Mazid dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta pada Sabtu, 3 Februari 2018.
Baca: Proyek Irigasi Lambat, Menteri Basuki: Butuh Duit Rp 930 Triliun
Menurut Mazid, model pembiayaan melalui SBSN diharapkan mampu mempercepat proses pembangunan infrastruktur khususnya terkait irigasi dan rawa untuk persawahan dan perkebunan. Hal ini dilakukan agar pembangunan infrastruktur irigasi dan rawa manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat.
Kementerian sendiri menargetkan sebanyak pembangunan satu juta hektar irigasi dan merehabilitasi tiga juta hektar jaringan irigasi akan rampung pada 2019 mendatang. Pembangunan irigasi dan rawa sendiri merupakan bagian dari program pengembangan dari pembangunan bendungan.
Salah satu program yang kini tengah diintensifkan untuk dibangun terkait irigasi adalah program irigasi premium. Irigasi premium sendiri merupakan irigasi yang mendapatkan jaminan suplai air dari bendungan yang saat ini masif dilakukan pembangunannya.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan akan meningkatkan kapasitas tampungan air sehingga kontinuitas suplai air ke sawah terjaga. Saat ini dari 7,3 juta hektar lahan irigasi, hanya 11 persen yang mendapatkan jaminan air dari bendungan.
Setelah 65 bendungan rampung seluruhnya, kapasitas tampung air akan bertambah menjadi 19-20 persen. “Diharapkan dengan adanya bendungan dapat bermanfaat karena air nya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani,” ucap Basuki.
Adapun ke-15 proyek irigasi yang rencananya akan didanai SBSN tersebut di antaranya Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Manganti (SI Lakbok Selatan 4.600 hektare), rehabilitasi DI Cihaur, rehabilitasi DI Cikunten II seluas 4.443 hektare, rehabilitasi jaringan irigasi DI Kaleana I (1.500 hektare) di Kabupaten Luwu Timur, rehabilitasi jaringan irigasi DI Pattiro (4970 hektare) di Kabupaten Bone, rehabilitasi DI Pamukkulu (5.204 hektare) Kabupaten Takalar.
Sedangkan untuk peningkatan jaringan rawa ada DR. Parit Pudin Kabupaten Tanjung Jabung Barat, rehablitasi jaringan irigasi DI Sei Ular 18.500 hektar Kabupaten Deli Serdang dan Serdang Bedaga, DI Batanghari, rehabilitasi jaringan irigasi SI Pamarayan Utara dan SI. Pamarayan Timur, pembangunan DIR Bade I, pembangunan DIR Bade II, pembangunan DIR Mur Linggua dan pembangunan DIR Kepi Kuti.