TEMPO.CO, Jakarta -PT Dirgantara Indonesia mengebut pembuatan purwarupa kedua pesawat N219 pada Maret 2018. Menurut Chief Engineering PT DI Palmana Banandhi pembuatan pesawat purwarupa itu untuk mengejar sertifikasi pesawat yang ditargetkan tuntas pada akhir tahun ini.
"Kami dikejar target untuk bisa mengirimkan pesawat pada Februari 2019. Setidaknya sudah ada satu unit yang siap diserahkan," kata Palmana kepada Tempo, Jumat, 2 Februari 2018.
Palmana mengatakan pesawat kedua N219 akan memasuki serangkaian pengujian guna mengejar tenggat terbang perdananya. PT DI membutuhkan dua unit pesawat N219 untuk menjalani uji terbang sebagai salah satu syarat mengantungi type certificate agar bisa diproduksi massal. Estimasi uji terbang yang harus dilewati adalah 350 jam terbang. "Kalau dengan satu pesawat waktunya cukup panjang, sehingga digunakan dua pesawat,” kata dia.
Uji terbang itu akan tuntas dijalani pesawat purwarupa N219 Nurtanio pada Desember 2018 ini. Palmana mengatakan, PT DI juga menyiapkan dua pesawat tambahan lagi untuk menjalani uji struktur 3.000 cycle fatigue test.
Maskapai PT Pelita Air Service akan menjadi pembeli pertama pesawat N219 Nurtanio dan dijadwalkan diserahkan pada Juli 2019. "Rencananya Pelita Air Service menjadi First Launch Customer," kata Sekretaris Perusahaan PTDI Ade Yuyu Wahyuna dalam siaran persnya yang diterima Tempo, Jumat, 2 Februari 2018.
Pabrikan pesawat itu berencana memulai produksi pesawat N219 bertahap. Awalnya ditargetkan dengan 6 unit pesawat per tahun. Selanjutnya dengan sistem automasi proses manufaktur akan ditingkatkan hingga menembus 36 unit pesawat setahun.
Hari ini, Jumat, 2 Februari 2018, pesawat purwarupa pertama N219 Nurtanio menjalani lagi uji terbangnya ke 14 di Bandara Husein Sastranegara. Chief Test Pilot PT DI, Kapten Esther Gayatri Saleh menerbangkan pesawat itu bersama Captain Adi Budi Atmoko. Dua orang Flight Test Engineer ikut serta dalam uji terbang itu yakni Yustinus Kus Wardana dan Adriwiyanto Onward Kaunang.