TEMPO.CO, Jakarta -PT Dirgantara Indonesia menargetkan uji terbang 300 jam pesawat N219 rampung pada 2018. Hari ini, PT Dirgantara Indonesia kembali melakukan uji terbang Pesawat N219 di landasan pacu Bandara Husein Sastanegara, Kota Bandung, Jumat, 2 Februari 2018.
Hingga saat ini pesawat karya anak bangsa itu baru menempuh waktu terbang 17 jam. "Hari ini kami kembali uji terbang pesawat N219 yang ke-15 untuk mendapatkan sertifikasi uji laik terbang," ujar Tenaga Ahli PT DI, Andi Alisjahbana di Gedung Pusat Manajemen PT DI Jalan Padjadjaran Kota Bandung, Jumat, 2 Februari 2018.
Untuk mengantongi sertifikasi laik terbang, N219 harus menempuh 300 jam terbang. Sedangkan saat ini baru 17 jam terbang.
Pada Jumat sekitar pukul 09.00 WIB, pesawat N219 dengan pilot perempuan Esther Gayatri Saleh, melakukan lepas landas di landas pacu Bandara Husein Sastranegara dan kembali mendarat dengan mulus sekitar pukul 10.00 WIB.
Andi mengatakan salah satu hal yang terpenting dari sebuah pesawat sebelum dinyatakan laik digunakan untuk umum adalah telah mendapatkan sertifikat dari Direktorat Kelaikan Udara Dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan RI.
"Ini dalam rangka sertifikasi. Intinya kalau pesawat itu akan digunakan masyarakat maka harus dijamin aspek keamanan atau keselamatannya," kata dia.
Pada uji terbang kali ini, pihaknya fokus kepada kemampuan pesawat N219 pada flip condition sekitar 10 derajat. "Yang hari ini dilakukan untuk melihat respons elevator, itu adalah di bagian belakang pesawat ada semacam buntut, dan buntutnya itu vertikal serta horizontal," kata dia.
"Jadi kita tes, ada bulu-bulunya di bagian buntut pesawat dan itu untuk melihat aliran udaranya sesuai rencana atau tidak, kalau tidak sesuai maka nanti kita perbaiki," kata dia.