TEMPO.CO, Jakarta - Amazon.com Inc. membukukan laba hingga US$ 2 miliar pada kuartal keempat 2017, terbesar sepanjang sejarah perusahaan ini. Laba perusahaan Amerika Serikat itu tercatat US$ 1,86 miliar atau sekitar Rp 24,9 triliun dengan kurs Rp 13.400. Angka itu naik lebih dari dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun penjualan meningkat 38 persen menjadi US$ 60,5 miliar, melebihi ekspektasi.
Amazon mengandalkan pengiriman barang ekspres, acara televisi yang disiarkan eksklusif lewat situsnya, dan masuk ke teknologi baru seperti Alexa untuk menarik konsumen premium. Pemangkasan harga di Whole Foods Market, yang diakuisisi tahun lalu, juga membantu penjualan grocery.
Pertumbuhan didukung oleh momen liburan akhir tahun, yang berlangsung sejak Thanksgiving 2017 hingga Tahun Baru 2018. Berbagai layanan yang ditawarkan perusahaan juga mendapat sambutan yang luar biasa.
Layanan pengiriman ekspres, Prime Now, mampu menarik banyak konsumen yang enggan berdesak-desakan berbelanja di mal. Amazon mencatat, ada lebih dari empat juta registrasi Prime Now yang terjadi hanya dalam sepekan pada kuartal IV 2017. Pendapatan dari para konsumen yang berlangganan layanan ini mencapai US$ 3,2 miliar atau melonjak 49 persen.
Alexa, layanan suara berbasis cloud, juga efektif mengerek pendapatan. Amazon mengklaim jutaan konsumen memesan barang menggunakan Alexa, yang terpasang di produk pengeras suara Echo dan produk Fire TV milik perusahaan, juga di beberapa mobil dan perangkat elektronik di rumah.
"Proyeksi 2017 kami terhadap Alexa sangat optimistis dan kami berhasil melampauinya. Kita tidak sering melihat kejutan menyenangkan seperti ini," ujar Chief Executive Amazon Jeff Bezos, seperti dilansir Reuters, Jumat, 2 Februari 2018.
"Ini menjadi kuartal yang sangat luar biasa bagi Amazon. Penjualan retail sangat besar pada musim liburan sejalan dengan promosi yang dilakukan dan target perusahaan untuk menggarap 50 persen penjualan pada momen tersebut," ujar analis GBH Insights, Daniel Ives.
BISNIS