TEMPO.CO, Jakarta -Nielsen Indonesia menyatakan total belanja iklan sepanjang tahun 2017 meningkat sebesar 8 persen dari tahun sebelumnya mencapai Rp 145 triliun. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 5,4 triliun dihabiskan untuk iklan rokok.
Meski belanja iklan rokok mencapai triliunan rupiah, menurut Nielsen, nilainya justru turun 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Sehingga nilai belanja iklan untuk produk rokok hanya Rp 5,4 triliun," ujar Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen Katherina.
Baca Juga:
Hellen mengatakan adanya pertumbuhan belanja iklan 2017 didorong oleh kenaikan harga gross rate iklan dari masing-masing media. "Porsi belanja iklan sepanjang tahun 2017 ini masih didominasi oleh media TV sebesar 80 persen dari total iklan yang tumbuh 12 persen dari tahun lalu," kata dia di kantor Nielsen Indonesia, Jakarta, Kamis, 1 Februari 2018.
Berbeda dengan TV, porsi belanja iklan di media cetak menunjukkan tren yang menurun. Hal tersebut senada dengan berkurangnya media cetak yang beroperasi.
Hellen mengatakan untuk sektor-sektor pada produk cepat habis (FMCG), semuanya mengalami pertumbuhan belanja iklan yang positif. "Belanja iklan paling tinggi itu di kategori perawatan pribadi ya sebesar Rp 24,9 triliun," ucapnya. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 21 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Setelah kategori perawatan pribadi, kata Hellen, kategori minuman berada pada peringkat kedua dengan total belanja iklan sebesar Rp 21,6 triliun. "Habis itu baru kategori makanan dengan totak Rp. 19,1 triliun," ucapnya. Angka tersebut meningkat 12 persen dibandingkan tahun 2016.
Sementara itu, untuk sektor di luar produk cepat habis (Non FMCG) juga menunjukkan tren yang positif selama 2017. "Sektor properti dan telekomunikasi digital itu yang paling terlihat," kata dia. Masing-masing total belanja iklan tersebut mencapai Rp 4,1 triliun dan Rp 13,3 triliun.