TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Jokowi minta Kementerian Perdagangan mengevaluasi penempatan kantor Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) yang tersebar di sejumlah negara. Evaluasi dilakukan untuk memastikan apakah ITPC memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekspor Indonesia.
“Kami akan evaluasi. Negara yang tidak memberikan dampak, akan kami relokasi atau tutup,” ujar Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 31 Januari 2018.
Baca juga: Ketika Suara Jokowi Meninggi Persoalkan Ekspor dan Perdagangan
ITPC di Lyon, Prancis akan dipindah ke Istanbul, Turki dan ITPC Copenhagen, Denmark dialihkan ke Hanoi, Vietnam. Selain mengalihkan dua tempat itu, Enggar juga akan membangun kantor atase dagang di Shanghai, Cina serta di Islamabad dan Karachi, Pakistan.
Untuk target 2018, Kementerian Perdagangan akan membangun kantor ITPC di Vladivostok, Rusia dan Dhaka, Bangladesh. “Saya sudah ajukan ke Kementerian Luar Negeri,” kata Enggar. Ia menuturkan, dibangunnya kantor ITPC di wilayah Dhaka, Islamabad, dan Karachi karena daerah tersebut memiliki potensi.
Pagi tadi, Presiden Joko Widodo mengaku tidak puas dengan kinerja ekspor Indonesia selama ini. Ia meminta Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengevaluasi upaya pemerintah dalam meningkatkan nilai perdagangan tersebut.
Baca: Kesal Volume Ekspor Tertinggal di ASEAN, Jokowi Salahkan Kemendag
Jokowi membandingkan nilai ekspor Indonesia yang tertinggal dibanding negara tetangga di ASEAN. Nilai ekspor Indonesia pada tahun lalu sebesar US$ 145 miliar, masih kalah dengan Thailand yang ekspor mencapai US$ 231 miliar, Malaysia US$ 184 miliar dan Vietnam US$ 160 miliar. "Negara sebesar ini kalah dengan Thailand," katanya.
Jokowi pun mempertanyakan kinerja ITPC yang dinilainya kurang efektif. “Bertahun-tahun kita memiliki ITPC, apa yang dilakukan? Apa mau diteruskan? Saya lihat tidak ada manfaat, saya tutup. Negara keluar duit untuk itu. Tidak kecil,” kata Jokowi di Istana Negara.