INFO BISNIS – Global warming tetap menjadi concern dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Masalah yang timbul akibat terlalu banyak gas rumah kaca di atmosfer ini harus segera diatasi. Salah satu langkah masyarakat dunia untuk meredam laju global warming adalah dengan Perjanjian Paris tentang perubahan iklim yang disetujui pada medio 2017 ini.
Tujuan utama Perjanjian Paris adalah memperkuat respons global terhadap ancaman perubahan iklim dengan menjaga kenaikan suhu global di abad ini tidak melampaui 2 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri, bahkan berupaya membatasi peningkatan suhu hanya sampai 1,5 derajat. Indonesia menjadi bagian dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mewakili menandatangani Perjanjian Paris tentang perubahan iklim.
Baca Juga:
Saat ini, selain sektor industri, penyumbang emisi karbon yang signifikan adalah sektor transportasi. Tiap kali kita berkendara, kita ikut menyumbang emisi karbon di udara. Pembakaran bahan bakar minyak (BBM) pada mesin kendaraan menghasilkan emisi karbon yang bila terakumulasi seiring jumlah kendaraan yang ada jumlahnya cukup tinggi.
Mengacu pada data 2015, sektor transportasi di Indonesia menghasilkan karbon dioksida sebesar 0,1473 ton atau mencapai 147 megaton. Diperkirakan meningkat menjadi 470 megaton pada 2030 bila tidak ada langkah konkret dari semua pihak terkait.
Pemerintah pun bergerak dengan membuat regulasi-regulasi standar emisi yang akan diimplementasi. Fuel economy standard ataupun carbon emission standard merupakan standar yang digunakan terhadap kendaraan bermotor dalam mengonsumsi BBM. Setiap komponen masyarakat, termasuk kaum urban muda yang tinggal di kota metropolitan semakin aware dengan kondisi lingkungan.
Baca Juga:
Mengurangi emisi karbon terdengar seperti tugas yang sulit. Berperan dalam mengurangi emisi gas buang bukan berarti sama sekali meninggalkan penggunaan kendaraan bermotor. Salah satu hal yang menyebabkan produksi emisi kendaraan menjadi tinggi adalah kinerja yang tidak efektif dan efisien. Bijak dalam merawat mesin mobil bisa menjadi salah satu langkah konkret dalam menekan emisi karbon. Sekarang ini dengan perkembangan teknologi, produk seperti oli telah didesain sedemikian rupa sehingga ramah lingkungan dan membantu mengatasi tingginya emisi karbon.
Teknologi dalam oli mobil, seperti Anti Heat Technology with Activepolymer, menjaga kinerja mesin tetap efektif dan efisien sehingga emisi yang dihasilkan bisa diminimalkan. Aplikasi teknologi yang terdapat dalam Federal Mobil Lubricants ini pun sejalan sebagai kontribusi mendukung peraturan emisi gas buang terbaru dan kampanye pengendalian emisi karbon.
Ant Heat Technology dengan Activepolymer memberikan pengalaman berkendara yang berbeda serta menjawab masalah sehari-hari dalam kondisi jalan metropolitan yang macet, padat, dan panas. Formula Anti Heat Technology dengan Activepolymer bekerja aktif melumasi hingga ke bagian mesin yang bekerja paling berat, mengurangi terjadinya gesekan pada komponen mesin, membebaskan mesin dari kerak sisa pembakaran, kerja mobil lebih ringan, suhu mesin lebih stabil, suara mesin lebih halus, tarikan lebih enteng, mesin lebih tahan lama, dan menjelajah lebih jauh sehingga bahan bakar pun lebih efisien. (*)