TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Go-Jek Andre Soelistyo yakin suntikan dana dari sejumlah pemodal asing ke perusahaan tak lantas membuat penguasaan saham beralih. Meskipun valuasinya belum sebesar dua pesaingnya, yakni Grab dan Uber, tapi Andre memastikan kontrol saham Go-Jek tetap berada di tangan para pendirinya.
“Kepemilikan saham investor tak lebih dari satu digit. Hak suara tetap pada pendiri dan manajemen kami,” ucap Andre kepada Tempo, Jumat pekan lalu, 26 Januari 2018.
Baca juga: Ini Investor Go-Jek Selain Google
Selain Google, investor asal Singapura, Temasek Holdings, KKR & Co, Warburg Pincus LLC, dan platform online Cina, Meituan-Dianping, disebut-sebut akan berpartisipasi dalam investasi pada Go-jek. Kabarnya, rencana pendanaan ini sudah dibuka sejak tahun lalu dan diproyeksikan akan rampung dalam beberapa pekan.
Reuters dan TechCrunch sebelumnya melaporkan bahwa investasi tersebut merupakan bagian dari penggalangan dana sebesar US$ 1,2 miliar atau sekitar Rp 16 triliun untuk Go-Jek, termasuk dari Temasek Holdings dan perusahaan Internet Cina, Meituan-Dianping.
Caesar Sengupta, Wakil Presiden Google, mengatakan investasi tersebut sebagai bagian dari strategi untuk mendukung dan berpartisipasi dalam pertumbuhan ekonomi Internet di Indonesia. "Investasi ini membuat kami dapat bermitra dengan pemain dalam ekosistem startup Indonesia yang berkembang ini, sekaligus memperdalam komitmen kami terhadap ekonomi Internet di Indonesia," kata Sengupta, dalam blog perusahaan, seperti dikutip dari Reuters, Senin, 29 Januari 2018.
Ihwal investasi dari Google ini, Andre menilai akan menguntungkan kedua pihak. Google memiliki rekaman data dan infrastruktur teknologi yang memadai. Tim Go-Jek pun siap menyerap ilmu dari para ahli teknologi yang dimiliki Google.
Adapun Go-Jek memiliki lebih dari 15 juta pengguna aktif mingguan dengan lebih dari 900 ribu mitra pengemudi, 125 ribu mitra pedagang kuliner, dan 30 ribu mitra fasilitas lain. “Mereka akan belajar kesuksesan mengembangkan UMKM dari Go-Jek,” ucap Andre. “Kami belajar dari best practice mereka.”
PUTRI ADITYOWATI | KHAIRUL ANAM