TEMPO.CO, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan atau BPJS Ketenagakerjaan sepanjang 2017 mengumpulkan dana kelolaan Rp 317,26 triliun. Angka tersebut setara dengan 106,85 persen dari target sebelumnya Rp 296,92 triliun.
Tak hanya itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto mengatakan capaian target juga terlihat dari investasi perusahaan. Hasil investasi yang dibukukan menyentuh Rp 26,71 triliun atau 107,52 persen dari target Rp 24,84 triliun. "Pengelolaan dana investasi ini memberikan tingkat pengembalian atau yield on investment (YOI) sebesar 9,4 persen," ujarnya, seperti dikutip dari siaran pers, Selasa, 30 Januari 2018.
Baca: BPJS Tanggung Biaya Pengobatan Korban Konstruksi LRT Ambruk
Dari pengelolaan dana tersebut, kata Agus, peserta akan menerima hasil pengembangan jaminan hari tua (JHT) sebesar 7,83 persen atau meningkat 0,64 persen dari realisasi 2016 yang mencapai 7,19 persen. Hasil pengembangan itu melampaui rata-rata tingkat suku bunga deposito bank pemerintah pada 2017 yang mencapai 5,19 persen.
Sedangkan alokasi aset BPJS Ketenagakerjaan untuk tahun lalu didominasi surat utang sebesar 58,7 persen. Diikuti saham dengan 18,99 persen, deposito 12,46 persen, reksadana 9,13 persen, properti 0,58 persen dan penyertaan 0,13 persen. "Hasil kinerja 2017 merupakan bukti keseriusan kami menyelenggarakan program jaminan sosial ketenagakerjaan," kata Agus.
Lebih lanjut, Agus menyatakan, kenaikan dana kelolaan pada 2017 didorong oleh penambahan jumlah peserta. Total pekerja yang terdaftar sepanjang tahun lalu telah mencapai 44,99 juta orang. Dari jumlah tersebut, peserta aktif BPJS Ketenagakerjaan sebanyak 26,24 juta orang atau 104,08 persen dari target yang sebesar 25,21 juta.
Agus menilai capaian itu lebih tinggi 15,95 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dari sisi jumlah pemberi kerja aktif juga mencapai target yang ditetapkan, yaitu 488.188 atau mencapai 114,86 persen dari target sebesar 425 ribu orang.
Dari sisi pencapaian iuran, realisasi tahun lalu Rp 56,41 triliun atau 101,88 persen dari target awal, yaitu Rp 55,37 triliun. "Capaian kinerja tersebut merupakan hasil kerja keras semua personel BPJS Ketenagakerjaan," ujar Agus.
Adapun pembayaran klaim dan jaminan yang dilakukan sepanjang tahun lalu tercatat Rp 25,36 triliun, dengan total klaim sebanyak 2,04 juta dari empat program yang diselenggarakan. Untuk tahun ini, BPJS Ketenagakerjaan menargetkan kepesertaan aktif sebesar 29,65 juta pekerja. Jumlah ini lebih banyak 13,03 persen dibanding 2017.
Sementara itu, total iuran BPJS Ketenagakerjaan ditargetkan mencapai Rp 64,37 triliun atau 14,34 persen lebih besar daripada tahun lalu. "Kami akan terus meningkatkan kinerja institusi sekaligus memberikan pelayanan terbaik untuk peserta di tahun ini," kata Agus.