TEMPO.CO, Jakarta - Miliarder Ingvar Kamprad merupakan pendiri IKEA wafat pada usia 91 tahun pada Ahad pekan lalu, 27 Januari 2018. Pemimpin salah satu brand toko furnitur terbesar di dunia selama lebih dari 70 tahun itu dinyatakan meninggal dunia dengan tenang di kampung halamannya, Smaland, Swedia. Dengan kekayaan bersih senilai US$ 48,1 miliar pada puncaknya, Kamprad pernah dikukuhkan sebagai salah satu miliarder terkaya di dunia.
Menurut penulis Malcolm Gladwell, kesuksesan Kamprad membawa kerajaan bisnisnya itu dari sekadar menjual dekorasi sederhana didorong beberapa karakternya yang tidak umum. Kamprad seringkali menyatakan ketidaksetujuannya dan tidak peduli jika orang mengira dia gila. Dilansir Business Insider, berikut sekelumit kisah awal mula pengusaha keras kepala tersebut memulai kerajaan bisnis furniturnya dan menjadi miliarder.
Kamprad lahir di selatan Swedia pada 1926. Di usia 5 tahun, ia mulai menjual korek api untuk mendapatkan keuntungan.
Baca: Tergiur Diskon Gede Furnitur, Pengunjung Padati IKEA
Pada masa remaja, Kamprad terlibat dalam gerakan pemuda Nazi. Ia mendapat pengaruh dari neneknya di Jerman, yang merupakan pengagum berat Hitler. Di kemudian hari, ia menggambarkan masa itu sebagai kesalahan terbesar dalam hidupnya. Ia bahkan menuliskan sebuah surat permintaan maaf untuk para karyawannya.
Ketika Kamprad berusia 17 tahun, ayahnya memberinya hadiah uang tunai karena mendapatkan nilai bagus di sekolah meski ia mengalami disleksia. Ia menggunakan uang itu untuk mendirikan IKEA pada 1943, dimulai dengan menjual barang-barang rumah tangga sederhana, seperti bingkai foto. IKEA adalah akronim untuk inisial nama depan dan belakangnya, ditambah inisial untuk nama peternakan keluarga tempat dia lahir (Elmtaryd) dan desa terdekat (Agunnaryd).
Pada 1956, Kamprad merevolusi pasar furnitur dengan memperkenalkan flatpacking, metode ini memotong biaya dengan membiarkan konsumen membeli perabotan mereka sendiri dalam bentuk potongan-potongan dan merakitnya sendiri.
Menurut penulis Malcolm Gladwell, Kamprad memiliki ciri kepribadian yang tergolong tidak umum. Dia memiliki kombinasi antara kesadaran, keterbukaan, dan ketidakpercayaan. Sifat kepribadian inilah yang menjadikannya inovator tak kenal takut di awal karir.
Pada 1973, Kamprad memindahkan markas IKEA dari Swedia ke Kopenhagen, Denmark. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak bisnis yang tidak menguntungkan bagi perusahaannya yang sedang berkembang.
Kamprad juga memindahkan keluarganya ke Swiss untuk memprotes kenaikan pajak di Swedia. Perusahaan tersebut saat ini berbasis di Belanda, dan Kamprad menjalani hari-hari terakhirnya di Swedia. Ia menjalankan struktur perusahaan yang kompleks termasuk divisi amal serta retail dan waralaba.
Grup perusahaan IKEA, yang berbasis di Belanda, dimiliki oleh Yayasan Stichting INGKA, yang juga merupakan divisi amal perusahaan. Dana dari yayasan tersebut hanya bisa digunakan dengan dua cara yakni, diinvestasikan kembali di IKEA Group dan waralaba, atau disumbangkan untuk tujuan amal.
Kamprad adalah ayah dari satu putri angkat dan tiga putra biologis. Anak-anak lelakinya, Peter, Jonas, dan Mathias, memiliki pengaruh yang luar biasa di IKEA. Mereka memimpin keseluruhan visi dan strategi perusahaan untuk jangka panjang.
Pada 2013, putra bungsunya, Mathias, ditunjuk sebagai chairman Inter IKEA holding SA, yang mengendalikan grup Inter IKEA serta mengoperasikan waralaba di seluruh dunia, setelah Kamprad mengundurkan diri.
Terkait isu membawa IKEA go public, Kamprad pernah berujar, “Saya memutuskan bahwa pasar saham itu bukan pilihan untuk IKEA. Saya tahu bahwa hanya perspektif jangka panjang yang dapat mengamankan rencana pertumbuhan kami, dan saya tidak ingin IKEA menjadi tergantung pada institusi keuangan.”
Kamprad dikenal pribadi oleh rekan-rekannya sebagai seseorang yang sangat menghargai uang. Dia dikabarkan lebih memilih terbang dengan duduk di kelas ekonomi, tinggal di hotel murah, dan mengendarai mobil Volvo yang sama selama dua dekade.
Setelah menghabiskan 40 tahun di Swiss serta menumbuhkan IKEA menjadi perusahaan global saat ini, Kamprad kembali ke kampung halamannya di Swedia pada 2013. Ia ingin lebih dekat dengan keluarga dan teman-temannya setelah kepergian istrinya pada 2011.
Saat ini, IKEA memiliki 370 toko di 47 negara. Menurut Wealth-X, Kamprad tidak pernah meminjam uang atau menerbitkan saham sampai dia memberikan IKEA ke yayasannya. Kamprad menjabat sebagai pengambil keputusan utama di IKEA hingga kematiannya.
“Ingvar Kamprad adalah seorang pengusaha hebat khas Swedia selatan, pekerja keras dan keras kepala, dengan banyak kehangatan dan kegilaan yang menyenangkan di matanya. Dia bekerja hingga akhir hayatnya, tetap berpegang pada motonya bahwa banyak hal masih harus dilakukan,” jelas manajemen IKEA dalam pernyataannya.