TEMPO.CO, Jakarta - Senin pagi, 29 Januari 2018, ratusan driver taksi online menggelar aksi unjuk rasa di sekitar Monas, Jakarta Pusat. Demo, yang disebut juga dengan Aksi 291 ini, untuk menolak pemberlakuan Peraturan Menteri Perhubungan 108 Tahun 2017 yang mengatur keberadaan taksi online.
Kepolisian Daerah Metro Jaya telah menerima surat permohonan sejumlah komunitas taksi online di Jakarta. Diperkirakan massa yang akan mengikuti unjuk rasa tersebut mencapai 500 orang.
Baca juga: Sopir Taksi Online Ancam Mogok, Menhub: Jangan Emosional
"Suratnya sudah kami terima berkaitan unjuk rasa tersebut kemarin," kata juru bicara Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono, Sabtu, 27 Januari 2018.
Unjur rasa tersebut digelar untuk menolak penetapan tarif angkutan online sesuai batas atas dan bawah pada Peraturan Menteri Perhubungan nomor 108 tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek.
Unjur rasa akan dimulai sejak pukul 09.00 sampai pukul 15.00. Massa akan melakukan pawai jalan kaki dari lapangan IRTI sampai ke Monumen Nasional. "Nanti berakhir di Taman Pandang Monas," ucapnya.
Adapun pengamanan sudah disiapkan ratusan petugas dari Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Pusat.
Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto mengimbau para peserta unjuk rasa sopir angkutan daring atau Aksi 291 tetap menjaga ketertiban.
"Agar peserta unjuk rasa tetap menjaga keamanan dan ketertiban sebelum, pada saat dan setelah demo," kata Irjen Setyo di Mabes Polri, Jakarta, Jumat lalu.
Ia pun mengingatkan agar para peserta aksi tidak mengganggu kepentingan masyarakat selama berdemonstrasi. "Agar menghormati hak dan kepentingan masyarakat yang tidak ikut unjuk rasa," katanya.
Aliansi Nasional Driver Online akan melaksanakan aksi demonstrasi besar-besaran pada 29 Januari 2018. Peserta aksi berasal dari para sopir taksi online seperti Uber, Grabcar maupun Gocar dari berbagai daerah di antaranya Jakarta, Banten, Bandung, Tasik (Jawa Barat), Semarang (Jawa Tengah), Yogyakarta, Jawa Timur, Medan (Sumatera Utara) dan Makassar (Sulawesi Selatan).
IMAM HAMDI | ANTARA