TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia dan Bangladesh sepakat untuk terus memperkokoh kerja sama ekonomi dan menciptakan peluang kerja sama baru. Hal tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina di Kantor Perdana Menteri Bangladesh, Dhaka.
"Saya gembira dalam beberapa waktu terakhir ini, hubungan Indonesia-Bangladesh semakin intensif termasuk peningkatan kerja sama di bidang ekonomi," kata Presiden Jokowi seperti dikutip dari siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad malam, 28 Januari 2018. Salah satu perkembangan di bidang ekonomi adalah kenaikan nilai perdagangan kedua negara tahun lalu sebesar 25,96 persen atau senilai US$ 1,53 miliar.
Baca Juga:
Baca: Jokowi-PM Vietnam Bahas Upaya Genjot Perdagangan USD 10 M di 2020
Selain itu Jokowi juga menyambut baik kesepakatan untuk menegosiasikan PTA (Preferential Trade Agreements). Ia berharap hambatan-hambatan perdagangan dapat dihilangkan demi arus perdagangan yang lebih besar dan saling menguntungkan.
Di bidang energi, Presiden Jokowi juga menyambut baik kerja sama kedua negara yang disepakati pada September 2017 di Jakarta. Sebagai tindak lanjut, Presiden menyambut baik penandatanganan Letter of Intent (LoI) mengenai supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla. Diharapkan pengiriman LNG sudah dapat dilakukan pada tahun 2018. "Indonesia siap mendukung ketahanan energi Bangladesh antara lain melalui pasokan LNG dan batu bara," tuturnya.
Sementara itu di bidang konektivitas, Presiden menyampaikan apresiasinya terhadap Bangladesh yang telah mempercayai PT INKA untuk mendukung dalam pengembangan transportasi negara tersebut. Sudah 400 gerbong yang dipasok PT INKA ke Bangladesh.
Jokowi yakin pengiriman kereta akan dapat dilakukan sesuai jadwal. "Indonesia siap untuk terus mendukung pembangunan konektivitas di Bangladesh termasuk diperbaharuinya Perjanjian Transportasi Udara untuk meningkatkan frekuensi penerbangan dari dua menjadi 10 kali seminggu."
Di bidang Kelautan dan Perikanan, Presiden juga menyambut gembira penandatanganan komunike bersama terkait pemberantasan IUU (Illegal, Unreported,and Unregistered) Fishing. "Pemberantasan IUU Fishing akan dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan kita dan sejalan dengan komitmen kerja sama IORA sebagaimana tertuang dalam Kesepakatan Jakarta Concord," kata Jokowi.
Indo Pasifik Dalam pertemuan bilateral tersebut, Presiden Jokowi juga menginginkan peran kedua negara untuk aktif dalam menggerakkan kerja sama di kawasan Samudera Hindia. Ia menilai lingkar Samudera Hindia memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. "Saya yakin Indonesia dan Bangladesh dapat berkontribusi untuk mewujudkan Kawasan Samudera Hindia yang damai, stabil, dan sejahtera," ucapnya.
Seusai pertemuan, ditandatangani lima nota kesepahaman (MOU) kerja sama lima bidang, yaitu: 1. MoU on Foreign Office Consultation; 2. Joint Communique on the cooperation to Combat IUU Fishing; 3. Joint Ministerial Statement on the Launching of the Negotiations for Indonesia-Bangladesh Prefential Trade Agreement; 4. MoU antara Bangladesh Power Development Board. (BPDB) dan PT Pertamina mengenai Project Integrated Power; dan 5. LoI mengenai kesepakatan supply LNG dari Pertamina ke Petrobangla.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Duta Besar RI untuk Bangladesh Rina Soemarno, serta Direktur Asia Selatan dan Tengah Kementerian Luar Negeri Ferdy Piay.
ANTARA