TEMPO.CO, Yogyakarta - Di tengah gempuran mebel produk luar negeri, para perajin mebel tetap optimis bisa menjual produk bahkan skala ekspor. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai ekspor dengan mengadakan Pameran Jogja International Furniture & Craft Fair Indonesia (Jiffina) 2018.
Forum Jiffina Jawa-Bali menggelar pameran mebel berskala internasional di Jogja Expo Center (JEC), 10-13 Maret 2018. Targetnya ada transaksi sebesar Rp 100 miliar. Para calon pembeli dari 50an negara siap datang dan ribuan pembeli skala nasional juga sudah konfirmasi kedatangan.
“Jiffina kali ini yang ketiga, mengangkat tema Unique Furniture and Craft Produc,” kata Endri Wardoyo, Ketua panitia Jiffina 2018, Jumat, 26 Januari 2018.
Simak: 2019, Pemerintah Bidik Ekspor Mebel USD 2,5 Miliar
Jumlah peserta pameran tahun ini lebih banyak dan didominasi oleh Usaha Kecil dan Menengah dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun lalu Jiffina diikuti 260 peserta, sedangkan tahun ini sudah mencapai 295 peserta.
"Apalagi sekarang gairah untuk ekspor semakin membaik. Harapannya Jiffina bisa menjadi tolok ukur furnitur di Jawa Tengah dan Yogyakarta," kata dia.
Endro menambahkan, Jiffina kali ini akan dihadiri sekitar 4000 pembel dari 60 negara. Tahun lalu pembeli dari Jerman menempati posisi tertinggi dalam transaksi, disusul Nederland, Amerika, Itali, Belgia, India, Perancis dan Australia.
"Transaksi Jiffina tahun lalu Rp 75 miliar. Tahun ini targetnya Rp 100 miliar," kata dia optimis.
Menurut Rumekso Setiadi, salah satu panitia Jiffina, pameran ini dikemas dengan simpel dan lebih memberikan pelayanan kepada Usaha Kecil dan Menengah. Ada program factory visit (kunjungan pembeli ke produsen mebel) yang tidak dijumpai pada pameran lain.
“Luas lokasi pameran ada 5.200 meter persegi,” kata dia.
Keunggulan dari Pameran Jiffina ini adalah antara lain, pameran mebel ini didesain sebagai pameran International yang berada didaerah di pusatnya industri furniture & craft Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali. Para pembeli akan mendapatkan produk-produk original Indonesia langsung dari sumbernya.
“Destinasi pameran sangat lekat dengan destinasi budaya dan wisata di Yogyakarta, artinya buyers selain berbisnis juga akan disuguhi dengan destinasi wisata budaya, kuliner,” kata dia.