TEMPO.CO, Cirebon - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pada Januari 2018 ini, beras menjadi sumber inflasi di Jawa Barat. Hal itu terjadi karena sampai saat ini harga komoditas tersebut belum menunjukkan penurunan.
"Meskipun Bulog Jawa Barat sudah melakukan operasi pasar sejak dua minggu lalu, tapi harga beras masih stabil di atas dan ini menyebabkan beras akan menjadi salah satu sumber inflasi di Jawa Barat untuk bulan ini," kata Wiwiek di Cirebon, Kamis, 25 Januari 2018.
Simak: Darmin Nasution Sebut Dua Alasan Mengapa Harus Impor Beras
Wiwiek mengatakan, secara umum selama lima tahun terakhir terutama pada Januari-Februari, beras memang menjadi sumber inflasi.
Pada Januari ini inflasi di Jawa Barat diperkirakan 0,48 dan salah satu penyumbangnya adalah beras dengan 0,05-0,08.
Untuk mengatasi melambungnya harga beras, kata Wiwiek, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Jawa Barat sudah menyepakati dua hal, yaitu melakukan operasi pasar dan bazar kebutuhan pokok.
"Sudah disepakati dua hal, karena ini memang sifatnya adalah jangka pendek, hal yang bisa dilakukan adalah operasi pasar dan bazar kebutuhan pokok," tuturnya.
"Dan itu dilakukan terus oleh kawan-kawan baik dari Bulog maupun dari Dirjen Tanaman Pangan, adanya distribusi rastra juga diharapkan bisa membantu," katanya.
Dengan dilakukannya operasi pasar dan bazar diharapkan bisa menekan harga beras di pasaran yang tergolong masih tinggi.
"Saya kira kalau nanti bisa terus-menerus distribusi dengan merata harga beras insya Allah bisa turun," ujarnya.
Wiwiek menambahkan, selain berupaya mengendalikan harga beras, TPID sedang berupaya mengendalikan harga daging sapi, telur ayam, daging ayam, bawang merah, dan cabai.
ANTARA