TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah analis memproyeksikan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan berbalik menguat, pasca ditutup merah dalam perdagangan kemarin. Vice President Research Department William Surya Wijaya menyebutkan IHSG akan bergerak di level 6.538 - 6.671, salah satunya karena minat investor ke pasar modal masih tinggi.
Kondisi pergerakan IHSG masih akan dipengaruhi oleh rilis data kinerja emiten full year 2017, yang diperkirakan akan cukup baik dan mampu menjadi salah satu faktor pendorong kenaikan dari IHSG dalam beberapa waktu mendatang. Selain dari pada itu, penguatan akan terlihat juga didorong oleh minat investor yang masih cukup tinggi mengingat kondisi awal tahun dan masih kuatnya sisi fundamental perekonomian kita. "Hari ini IHSG berpotensi menguat," kata William seperti dikutip dalam riset, Kamis, 25 Januari 2018.
Baca: Mengintip Saham yang Naiknya Ribuan Persen dalam Waktu Singkat
Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama dan kedua berada pada level 6.589,021 dan 6.562,549. Sementara itu, resistance pertama dan kedua berada pada level 6.641,568 dan 6.667,645.
Adapun berdasarkan indikator daily, MACD masih berada di area positif. Sementara itu, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli.
Sementara pada pukul 10.02 terlihat IHSG Melemah 0,32 persen ke level 6.594,32. Pergerakan indeks lanjut melemah 0,32 persen atau 21,17 poin ke level 6.594,32 pada perdagangan pagi ini..
Adapun Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere memperkirakan IHSG bakal menguat sebesar 3,61 poin seiring optimisme investor terhadap kinerja emiten dan ekonomi nasional. "Antisipasi investor terhadap publikasi laporan laba perusahaan tahun buku 2017 yang diperkirakan tumbuh menopang pergerakan IHSG," ujarnya.
Nico Omer menambahkan bahwa sentimen dari hasil Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang menyimpulkan stabilitas sistem keuangan pada triwulan IV 2017 dalam kondisi normal membuat pasar optimistis situasi itu akan mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Dari eksternal, lanjut dia, lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) yang merevisi pertumbuhan ekonomi dunia dari 3,7 persen menjadi 3,9 persen menandakan semakin membaiknya perekonomian dunia. "Kondisi itu juga akan berdampak pada kinerja ekspor Indonesia," katanya.
Selain IHSG, bursa regional seperti indeks bursa Nikkei turun 148,37 poin (0,62 persen) ke 23.791,29, indeks Hang Seng melemah 65,64 poin (0,20 persen) ke 32.893,05 dan Straits Times turun 3,15 poin (0,08 persen) ke posisi 3.606,17.
BISNIS , ANTARA