TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perhubungan Budi Karya menyatakan ratusan pilot baru banyak yang menganggur. Mereka adalah pilot-pilot baru yang nol jam terbang di maskapai penerbangan namun sudah meraih sertifikat pilot komersial. Untuk bisa menggenggam sertifikat dan kualifikasi itu, biaya yang diperlukan mencapai ratusan juta rupiah.
"Kita tidak boleh menutupi ada 600 pilot pemula tidak berkesempatan mendapatkan pekerjaan, ini menyedihkan bagi saya sebagai menteri. Untuk itu kami mengajak semua komponen untuk perbaikan diri," kata Menteri Perhubungan, Budi Sumadi, di Jakarta, Rabu.
Untuk itu, Kementerian Perhubungan telah membenahi sekolah-sekolah penerbangan yang dinilai tidak memenuhi kualifikasi. "Kementerian Perhubungan tidak akan tinggal diam. Kita harus ambil alih, bertanggung jawab karena ini masalah keselamatan," katanya.
Menhub mengimbau para pilot AB Initio untuk meningkatkan kompetensi agar bisa bersaing dan penyerapan tenaga pilot bisa dilakukan secara optimal. "Saya minta magang dulu enam bulan atau satu tahun, contoh pilot asing yang mengumpulan jam terbang di Papua, anggap saja mengabdi terhadap negeri ini," katanya.
Para pilot asing itu rela dibayar murah di lokasi yang jauh dari hingar-bingar kota besar. Tujuannya menjaga agar kompetensi mereka tetap terasah dan lisensi penerbang mereka tidak mati.
Menteri Perhubungan Budi Karya sebelumnya mengatakan banyak pilot menganggur karena banyaknya suplai dibandingkan permintaan. Saat ini ada 18 sekolah pilot dengan jumlah lulusan sekitar 50 pilot setiap tahun. Dalam setahun, pilot baru mencapai 900 orang.