TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani bertaruh dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani soal pertumbuhan ekonomi tahun ini. Dia mengatakan pada 2018 pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya akan mencapai 5,2 persen. Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam APBN 2018 sebesar 5,4 persen.
"Tentu hal ini kami karena sudah selama 3 kali prediksi selalu di atas pemerintah dan selalu tidak tercapai. Karena itu, prediksi kami tahun ini lebih rendah dari prediksi pemerintah," kata Hariyadi dalam acara Business Outlook 2018 PAS FM di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.
Simak: Sri Mulyani Kritik Perjalanan Dinas Pemda DKI
Haryadi mengatakan pada tahun 2017 lalu Apindo memprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 5,6 persen. Namun realisasinya, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen. Sedangkan Pemerintah lewat APBN 2017 mengasumsikan pertumbuhan bisa mencapai sampai 5,2 persen.
Terkait prediksi Apindo tersebut Hariyadi berujar telah menyampaikan kepada Menteri Keuangan, Sri Mulyani. "Saya taruhan sama Bu Sri Mulyani. Kalau target meleset saya bakal traktir makan Bu Sri Mulyani bersama seluruh eselon satunya. Kalau ngga Bu Sri Mulyani bakal traktir saya," kata dia.
Dalam presentasinya Hariyadi mengatakan pihaknya optimis terhadap ekonomi pada tahun 2018. Meskipun demikian masih banyak yang perlu diperhatikan seperti semakin berkurangnya industri padat karya dan menguatnya industri padat modal. Hal ini, tentu akan menambah beban berat bagi masyarakat yang berada pada middle lower.
Karena itu, menurut Haryadi salah satu tantanganya adalah bagaimana menambah employment bagi masyarakat di level itu. Dalam konteks ini, Haryadi mengusulkan kepada pemerintah untuk mulai memperhatikan dan memprotrksi industri UKM dan juga UMKM.
Selain itu, Haryadi juga berujar bahwa tantangan ditahun 2018 adalah masih banyaknya kebijakan pemerintah yang seringkali tidak konsisten. Bahkan, kata dia, banyak pula yang membuat kebijakan dengan berdasar pada data yang tidak valid.