TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kemungkinan suku bunga acuan 7-Days Reserve Repo Rate untuk turun tahun ini tipis sekali. BI mewaspadai sejumlah dinamika yang terjadi, baik di dalam maupun luar negeri.
Dari sisi eksternal, BI mewaspadai keputusan bank sentral Amerika untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR). Setelah meningkat empat kali sepanjang tahun lalu, FFR diproyeksikan kembali naik 2-3 kali lagi tahun ini. Adapun di dalam negeri, BI berfokus pada pengelolaan inflasi setelah melihat tekanan inflasi akhir tahun lalu.
Meski ruang penyesuaian suku bunga tak lagi besar, Agus menuturkan BI masih punya alternatif. "BI masih bisa merespons dalam bentuk kebijakan moneter atau kebijakan makroprudensial," katanya di kantor Majelis Ulama Indonesia, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018. Salah satunya dengan mempercepat giro wajib minimum averaging.
Simak: Jaga Stabilitas Ekonomi, BI Tahan Suku Bunga Acuan
BI juga menyusun rasio intermediasi makroprudensial dan rasio penyangga likuiditas makroprudensial. Agus menuturkan kebijakan ini akan membuat likuiditas perbankan lebih baik dan menciptakan pasar keuangan yang lebih dalam.
Suku bunga acuan 7-Days Reserve Repo Rate turun dua kali pada 2017, tepatnya pada Agustus dan September. Penurunan suku bunga masing-masing 25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.
Awal Januari lalu, BI memutuskan mempertahankan suku bunga acuan 4,25 persen. Suku bunga deposit facility pun dipertahankan 3,50 persen dan lending facility 5 persen. Kebijakan tersebut berlaku mulai 19 Januari 2018.