TEMPO.CO, Jakarta-Industri mebel dan kerajinan merupakan salah satu industri yang diunggulkan dalam program pemerintah. Hanya saja, industri ini mengalami penurunan pada 2017.
Pengamat mebel dan industri Panangga S. Karim menuturkan, data terakhir pada 2016 menyebutkan ekspor industri hanya sebesar US$ 1,6 miliar, atau turun 20 persen dari 2012.
Baca: Dorong Industri 4.0, Menperin: Pendidikan Jadi Kunci Utama
Baca Juga:
Diakui Angga, pasar ekspor kini cenderung merosot karena masih terbatasnya tujuan ekspor ke negara tradisional, seperti Amerika dan Eropa. Negara tradisional diketahui mengalami kelesuan ekonomi dalam beberapa tahun terakhir. Sadar akan hal tersebut, pelaku industri kini sudah mengantipasi dengan menyasar negara non tradisional.
“Seperti Timur Tengah, Australia, Asia, dan Eropa Timur,” kata Angga di KAUM Restaurant, Jakarta Pusat, Rabu, 24 Januari 2018.
Ia juga menilai industri mebel dan kerajinan sampai saat ini terlalu fokus ke pasar ekspor. Bukan ke pasar domestik. “Sudah saatnya industri ini berorientasi dalam ranah domestik,” ujar Angga.
Menurut dia, solusinya adalah pemerintah harus terus memperkenalkan produk mebel dalam negeri kepada masyarakat. Padahal sudah banyak hotel bintang lima yang menggunakan produk dalam negeri. Tetapi, hal tersebut belum diterapkan di kantor pemerintahan pusat dan daerah, serta BUMN.
Pemerintah seharusnya membuat satu aturan dimana pengadaan mebel baik di Kementerian atau BUMN menggunakan produk Indonesia. “Dibuat wajib,” ujar dia. Angga selama ini juga melihat, kantor pemerintah masih banyak yang menggunakan produk mebel luar negeri karena gengsi semata. Padahal, produk Indonesia memiliki kualitas yang sudah sangat baik.
Selain itu, pemerintah juga bisa menyediakan wadah seperti pameran. “Memberikan fasilitasi kepada mereka untuk bisa berjualan dan memperkenalkan produk Indonesia,” kata Angga.
Sebagai informasi, Indonesia pernah berada di peringkat kedua setelah Malaysia di ranah ASEAN dalam hal pasar ekspor mebel. Namun, setelah 2015 Vietnam berhasil menyalip Indonesia dan Malaysia sehingga membuat Indonesia kini turun ke peringkat tiga.