TEMPO.CO, Jakarta- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk menargetkan peningkatan volume penjualan baja hingga 40 persen menjadi sebanyak 2,8 juta ton pada tahun ini. Corporate Secretary PT Krakatau Steel Suriadi Arif mengatakan target ini berdasarkan pada proyeksi kebutuhan baja domestik yang terus meningkat.
Suriadi berujar, pada 2016, kebutuhan baja dalam negeri mencapai 12,7 juta ton. "Kebutuhan ini diproyeksikan akan terus meningkat pada tahun mendatang, rata-rata peningkatan 1 juta ton baja setiap tahun," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Rabu, 24 Januari 2018.
Baca: Pabrik Krakatau Nippon Steel Sumikin Masuki Tahap Uji Coba
Suriadi menyebut perseroan optimistis dengan target tersebut. Apalagi harga baja mengalami perbaikan sejak 2016 dan berlanjut hingga 2017. Dia mengatakan perbaikan ini juga bakal mendorong kinerja perseroan.
"Harga baja terus mengalami penurunan sejak 2011 hingga 2015. Saat ini harga HRC CFR domestik di Desember 2017 sudah mencapai US$ 562/mt, naik tajam 260 persen dari bulan Desember 2015, yang hanya mencapai 216/mt," kata Suriadi.
Meski harga baja mulai mengalami perbaikan, ujar Suriadi, harga pokok produksi masih cukup terpengaruh tingginya biaya energi, seperti gas dan listrik. Kendati begitu, menurut dia, perseroan memiliki strategi menghadapi tekanan ini.
"Perseroan melakukan pola operasi dengan menerapkan strategi make or buy, yaitu tetap menjalankan pabrik penghasil semi-finished product, dikombinasikan dengan pola pengadaan bahan baku semi-finished product impor yang kompetitif," ujar Suriadi dari Krakatau Steel.