TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kembali mencatatkan rekor baru dengan mencapai angka 6.635,334 pada penutupan perdagangan, Selasa, 23 Januari 2018. Kenaikan IHSG mencapai 134,81 poin atau 2,07 persen atau di atas kenaikan sebelumnya, yang naik 9,63 poin atau 0,15 persen.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan masih bertahannya aksi beli membuat laju IHSG tetap berada di zona hijau. "Zona hijau IHSG juga didukung oleh positifnya pergerakan bursa saham Asia," kata Reza, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.
Reza menambahkan, menghijaunya laju IHSG merupakan respons positif dari kenaikan bursa saham global, seiring dengan adanya pemberitaan tercapainya kesepakatan Kongres Amerika Serikat untuk mencegah terjadinya Government Shutdown yang berkepanjangan. Selain itu, lancarnya Lelang Surat Berharga Syariah Negara atau Sukuk Negara turut menopang penguatan IHSG.
Rupiah kembali terapresiasi setelah dolar Amerika melemah. Kepastian kesepakatan ihwal anggaran pemerintah Amerika untuk mencegah Government Shutdown juga menjadi sentimen positif bagi IHSG. Dari dalam negeri, sentimen positif datang dari penilaian Menteri Keuangan terhadap kenaikan harga minyak mentah yang menyebabkan neraca perdagangan surplus.
Dengan kondisi demikian, diprediksi pergerakan IHSG pada perdagangan Rabu, 24 Januari 2018, masih dimungkinkan dapat kembali mengalami kenaikan. Apalagi, kata Reza, pergerakan IHSG yang mengkonfirmasi kenaikan di atas target resisten sebelumnya, 6.522-6.548, memberikan arah akan adanya kenaikan lanjutan.
"Meski diprediksi IHSG bergerak positif, tetap waspada terhadap aksi-aksi profit taking yang akan memanfaatkan kenaikan tersebut," katanya.
Diperkirakan IHSG akan berada di kisaran level support 6.618-6.627 dan level resisten 6.668-6.689. Beberapa saham pilihan bagi para investor adalah TINS, INDY, UNVR, INTP, dan BBNI.
