Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengintip Saham yang Naiknya Ribuan Persen dalam Waktu Singkat

image-gnews
Karyawan beraktivitas saat pembukaan perdagangan saham 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Januari 2018. ANTARA FOTO
Karyawan beraktivitas saat pembukaan perdagangan saham 2018 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, 2 Januari 2018. ANTARA FOTO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kinerja saham sejumlah emiten yang baru listing di bursa tahun lalu cukup mencengangkan, bahkan menembus tingkat return hingga di atas 3.000%. Hal ini kerap menimbulkan tanya dan rasa penasaran tentang faktor di balik kinerja return gemilang ini. 

Ada 5 dari 37 emiten baru tahun lalu yang hingga awal pekan ini sudah mencatatkan return di atas 1.000%. Return tertinggi adalah pada PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (TAMU) yang mencapai 3.291%.

Sementara itu, 4 emiten lainnya mencatatkan return rata-rata kurang dari setengah capaian return TAMU. PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA) mencatatkan return 1.624%, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) 1.111%, PT Totalindo Eka Persada Tbk. (TOPS) 1.090%, dan PT Prima Cakrawala Abadi Tbk. (PCAR) 1.007%.

Kinerja saham PCAR boleh jadi merupakan yang paling fantastis di awal tahun ini, sebab emiten pengolahan dan eksportir rajungan ini baru listing pada hari terakhir perdagangan bursa Efek Indonesia 2017.

Dari antara 37 emiten baru tahun lalu, tercatat hanya 9 emiten yang masih membukukan return saham negatif, sementara ada 12 emiten yang mencatatkan return ratusan persen.

Kinerja yang luar biasa ini boleh jadi akan memikat investor untuk mencoba peruntungan di saham-saham IPO tahun ini. Siapa tahu, akan ada TAMU-TAMU baru yang memberi keuntungan investasi ajaib. Namun, tentu kehatian-hatian perlu menjadi teman setiap investor.

Thendra Crisnanda, Head of Institutional Research MNC Sekuritas, mengatakan bahwa ada dua jenis IPO, yakni pure IPO dan strategic IPO. Pure IPO merupakan IPO yang digelar benar-benar untuk menggalang dana murah dari publik dan menjadi perusahaan publik.

Sementara itu, strategic IPO sering kali tidak benar-benar bertujuan menggalang dana publik, sebab sudah memiliki pembeli siaga. Tidak jarang, strategic IPO hanya bertujuan untuk memperoleh status sebagai perusahaan terbuka guna mengangkat citra perusahaan.

Thendra mengatakan, tidak mengherankan bila kinerja emiten-emiten baru tahun lalu cukup fantastis, sebab IPO tahun lalu cenderung bersifat strategic yang mana porsi saham yang dilepas ke publik sangat terbatas.

Hal ini lantaran perusahaan yang IPO tahun lalu pun kebanyakan memang perusahaan kecil, dengan total nilai emisi hanya Rp9,6 triliun dan 17 emiten di antaranya memiliki nilai emisi kurang dari Rp100 miliar.

Hanya dua emiten yang memiliki nilai emisi di atas Rp1 triliun, yakni PT GMF Aero Asia Tbk. (GMFI) dan PT PP Presisi Tbk. (PPRE). Menariknya, kinerja return GMFI dan PPRE justru masih negatif hingga awal pekan ini.

Menurutnya, dua emiten tersebut menerapkan pure IPO, tetapi sayangnya permintaan pasar terhadap saham anak-anak perusahaan BUMN tidak sebaik tahun-tahun yang lalu. Di sisi lain, pergerakan harga strategic IPO tidak melulu terjadi karena hasil mekanisme pasar.

Dibandingkan faktor fundamental atau sentimen sektoral, menurutnya jenis IPO lebih menentukan kinerja saham emiten-emiten baru tahun lalu. Hal ini menyebabkan investor yang lebih berpengalaman cenderung enggan berpartisipasi dalam IPO.

“Sektor memang mempengaruhi preferensi investor ketika berinvetasi di perusahaan yang baru, tetapi di tengah volatilitas pasar yang tinggi tahun 2017 ini, secara prakteknya sulit bagi emiten untuk menarik dana dari pure IPO,” katanya, Selasa 23 Januari 2018.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Simak: 4 Emiten Ini Bagikan Dividen di Atas Rp 1 Triliun 

Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri, mengatakan bahwa investor ritel Indonesia masih cenderung memburu saham untuk keuntungan instan jangka pendek. Alhasil, mereka mengincar saham IPO hanya untuk mendapat gain di hari-hari pertama perdagangan.

Hal ini justru menyebabkan saham-saham emiten yang pure IPO justru terkoreksi di hari-hari awal, sebab investor ritelnya cenderung ingin segera menjual demi mendapatkan instant profit. Mustahil harga saham meningkat bila banyak pemegang saham justru berlomba menjual, sementara tidak ada investor strategis, penyedia likuiditas atau market maker atas saham pure IPO tersebut.

Hans mengatakan, investor perlu mengubah pola pikir bahwa tunjuan investasi adalah untuk jangka panjang dan IPO bukanlah sarana untuk mendapatkan instant profit. Oleh karena itu, investor perlu lebih dalam mempelajari kinerja perusahaan.

Dirinya juga memandang perlu adanya likuidity profider atau market maker untuk mengelola harga saham agar tidak segera turun pasca IPO hanya karena aksi jual dari investor yang mengejar instant profit.

“Perusahaan juga harus berpikir bahwa IPO bukan exit strategy, tetapi strategi untuk meningkatkan pertumbuhan,” katanya.

Baik Hans maupun Thendra menilai bahwa bila yang disoroti adalah dari sisi sektoralnya dan mengesampingkan faktor jenis IPO, emiten-emiten baru dari sektor konsumer dan infrastruktur akan menjadi yang paling prospektif tahun ini.

Alasannya, kelas menengah yang berlimpah di Indonesia, banyaknya even penting tahun ini serta berlanjutnya proyek infrastruktur pemerintah paling menguntungkan bagi kedua sektor ini. Indeks kedua sektor ini pun membaik di awal tahun ini, kendati tahun lalu sektor konstruksi memerah.

Hans memandang kecenderungan anak usaha BUMN untuk listing tahun ini dengan pure IPO kemungkinan masih akan menyebabkan koreksi di awal perdanganan seperti tahun lalu sebab karakter pasar belum berubah.

Sementara itu, selain kedua sektor di atas, Thendra memandang sektor komoditas, terutama minyak dan gas serta batu bara juga cukup propektif tahun ini. Selain itu, sektor yang terkait leisure, hiburan, juga akan menarik seiring tren kekinian.

Hanya saja, khusus untuk saham sektor komoditas minyak dan gas akan cenderung mengalami konsolidasi mulai pertengahan tahun hingga akhir 2018. Oleh karena itu, akan lebih menguntungkan bagi emiten di sektor ini untuk listing di semester pertama.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

1 hari lalu

Ilustrasi saham atau IHSG. TEMPO/Tony Hartawan
SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.


Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

1 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?


Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

1 hari lalu

Suasana pelayanan kontak 157 Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023.  Otoritas Jasa keuangan (OJK) terus meningkatkan koordinasi, integrasi dan kerja sama di antara berbagai bidang organisasi di OJK untuk semakin memperkuat pengawasan lintas bidang di industri jasa keuangan. Tempo/Tony Hartawan
Timur Tengah Memanas, OJK Beberkan Dampaknya ke Sektor Jasa Keuangan RI

OJK membeberkan dampak memanasnya konflik di Timur Tengah kinerja intermediasi dan stabilitas sistem keuangan nasional.


Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berbicara dalam konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin 25 Maret 2024. ANTARA/Martha Herlinawati Simanjuntak
Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.


IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin, 4 Juli 2022. IHSG pada penutupan perdagangan sore ini (4/7) ditutup melemah 2,28 persen. TEMPO/Tony Hartawan
IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.


Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

5 hari lalu

Penumpang pesawat terbang tengah menukarkan uang dolar di Penukaran Mata Uang Asing Bank BTN di Terminal 3 Bandara Sukarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 28 Maret 2024. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi turun 23 poin atau 0,14 persen menjadi Rp15.881 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp15.858 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawa
Terpopuler Bisnis: Lesu Rupiah terhadap Dolar AS, 7 Orang Terkaya di Dunia hingga Riwayat Saham Freeport Indonesia

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Sabtu, 13 April 2024 dimulai dengan nilai rupiah anjlok ke level Rp 16.128 per dolar AS.


BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

8 hari lalu

Pekerja melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 5 April 2024. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik menuju level 7.286 pada penutupan perdagangan hari ini, menjelang libur Hari Raya Lebaran Idulfitri 1445 H. TEMPO/Tony Hartawan
BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.


Bos Freeport Ungkap Kelanjutan Negosiasi Saham yang Disebut Jokowi Berjalan Alot

9 hari lalu

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dan Chairman & CEO Freeport McMoran Richard C Adkerson ditemui di Kompleks Kepresidenan Jakarta pada Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
Bos Freeport Ungkap Kelanjutan Negosiasi Saham yang Disebut Jokowi Berjalan Alot

Tony Wenas mengklaim Freeport tak menghadapi kendala ihwal penambahan saham negara.


Bahlil Sebut Perpanjangan Izin Usaha Vale Rampung Secepatnya

11 hari lalu

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk. Febriany Eddy (dari kiri) berbincang dengan Presiden Komisaris PT Vale Indonesia Tbk. Deshnee Naidoo, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo, Menteri BUMN Erick Thohir, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia, Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso dan Executive Officer Sumitomo Metal Mining Yusuke Niwa saat acara penandatanganan dokumen transaksi pengambilalihan saham Divestasi PT Vale Indonesia Tbk. di Jakarta, Senin, 26 Februari 2024. Pelunasan transaksi akuisisi ditargetkan tuntas pada Juni 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Bahlil Sebut Perpanjangan Izin Usaha Vale Rampung Secepatnya

Bahlil Lahadalia mengatakan perpanjangan izin usaha tambang PT Vale Indonesia Tbk (INCO) tengah berproses.


Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

14 hari lalu

Ilustrasi PT Timah Tbk. Shutterstock
Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.