TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tidak menginginkan lagi adanya perdebatan soal impor beras. "Situasinya sekarang kita sebenarnya sudah tak ingin lagi berdebat berapa sih, faktanya harganya naik, kita mau beras itu turun," ujar Darmin di kantor Kemenko Perekonomian Jakarta, Selasa, 23 Januari 2018.
Darmin mengatakan saat ini pemerintah sudah memutuskan untuk mengimpor sampai dengan 500 ribu ton beras. Impor tersebut, kata dia, dengan batas waktu.
Baca Juga:
Simak: Impor Beras, Bulog Cuma Dapat 346 Ribu Ton
Darmin berujar beberapa waktu laku Badan Urusan Logistik telah menyampaikan perkembangan mengenai impor beras ini. Laporan itu, kata dia, antara lain terkait sejauh apa proses lelang impor tersebut. "Berapa perusahaan saya juga tak ingat, tapi ya harus jelas tadi lelang, mereka diberi waktu," katanya.
Darmin menuturkan banyak hal yang menjadi kendala dalam impor. Hal tersebut, kata dia, bukan mengenai seberapa banyak kecukupan beras untuk impor itu. "Berasnya ada cukup banyak, yang susah itu masalah kapalnya dan lain-lain," ucapnya.
Menteri Perdagangan sebelumnya menyatakan telah menerbitkan izin impor untuk beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras itu akan tiba di Indonesia pada periode akhir Januari dan Februari.
Selain itu, beras ini diharapkan bisa menekan harga yang kini masih tinggi. Enggar memastikan perusahaan yang bekerja sama dalam impor ini telah memastikan tak akan menjual beras dengan harga mahal dan menetapkan harga di kisaran Rp 9.540.
Untuk itu dia mengimbau para pedagang yang menimbun beras untuk menghentikan aksinya. Pasalnya, tambahan pasokan beras akan memasuki pasar dan menekan harga.
SYAFIUL HADI | VINDRY FLORENTIN