TEMPO.CO, Jakarta - Jajaran direksi PT PAL (Persero) menyambangi Kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla hari ini untuk membahas rencana bisnisnya pada 2018. Direktur Utama PT PAL Budiman Saleh mengatakan jajarannya juga membahas hasil restrukturisasi dan revitalisasi perseroan sejak dia memimpin pada April 2017.
Seperti diketahui, pucuk pimpinan PT PAL sebelumnya terjerat hukum terkait dengan kasus korupsi dan ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Dalam kunjungannya, dia memaparkan beberapa program yang dilanjutkan perseroan. “Sudah menunjukkan proses yang baik,” ujarnya, Senin, 22 Januari 2018.
Baca: Jusuf Kalla Tegaskan Impor Beras oleh Bulog, Bukan PPI
Budiman menjelaskan, perusahaan juga membahas kesiapan produksi armada Tentara Nasional Indonesia dan rencana ekspor ke pasar Asia Tenggara, Thailand, Malaysia, Filipina, serta beberapa negara Afrika. Selain itu, perseroan membahas tentang vokasi sebagai salah satu program besar pemerintah.
Perseroan, kata Budiman, melakukan pelatihan dan memberikan sertifikat kepada sekitar 1.500 anak Indonesia sejak November 2017 hingga November 2018. “Mereka menjadi ahli pengelasan, bersertifikat, diajarkan ber-entrepreneurship dan juga diajarkan bela negara. Sehingga nanti di daerah masing-masing bisa kembali,” tuturnya.
PT PAL Indonesia (Persero) menargetkan kapal selam rakitan yang dipesan TNI dapat rampung pada Desember 2018 atau awal kuartal I 2019. Pemerintah telah memesan tiga kapal selam dari Korea Selatan dengan kesepakatan kerja sama alih teknologi dari perusahaan galangan kapal asal Negeri Ginseng, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME).
Dua kapal selam sepenuhnya dibuat DSME di Korea Selatan, sedangkan satu kapal lain dirakit perusahaan galangan kapal pelat merah tersebut di Surabaya. Kapal selam 209 dari Korea Selatan progresnya sangat bagus dan menggembirakan.
"Proses penyambungan, komponen assembly, joint section to section itu sudah selesai dilakukan per Desember 2017. Sekarang masuk ke tahap pemasangan baterai dan lain-lain,” ucap Budiman setelah bertemu dengan Jusuf Kalla. Kapal selam tersebut akan memiliki spesifikasi yang sama dengan KRI Nagapasa 403, yang menjadi armada pertama yang dipesan dari Korea Selatan. Armada itu disebut sebagai hasil produksi bersama.