TEMPO.CO, Jakarta - Konsultan Properti Colliers memprediksi tahun ini tak ada retail sewa baru yang operasional di Jakarta. Pasokan retail di Jakarta tahun ini hanya datang dari tipe strata (jual) seluas 60 ribu meter persegi.
Direktur Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan di luar Jakarta hanya ada penambahan 2 mal baru tahun ini dari tipe sewa seluas 106 ribu meter persegi. Adapun sepanjang 2017, tidak ada penambahan pasokan retail signifikan. Hanya terdapat 2 mal di Jakarta yang selesai tahun lalu seluas 80 ribu meter persegi.
Baca: Kaleidoskop 2017, Kiat Retail Bertahan di Tengah Demam E-Commerce
Meski begitu, minimnya pasokan tak serta merta membuat tingkat okupansi meningkat. Pasalnya tingkat keterisian mal justru turun dari 85,4 persen menjadi 83,6 persen. Hal ini dikarenakan pemain retail lain menutup gerainya.
Tercatat 8 gerai perbelanjaan yang tutup adalah Keris Gallery di Puri Indah Mall, Debenhams di dua pusat perbelanjaan (Senayan City dan Lippo Mall Kemang), Metro di Pacific Place, Matahari di tiga tempat (Pasaraya Blok M, Pasaraya Manggarai dan Mall Taman Anggrek) serta Ramayana di Blok M Mall. Meskipun banyak yang menutup gerainya, namun selalu ada pergantian tenant yang masuk.
Dengan kondisi itu, Ferry mempredikisikan untuk tahun ini di Jakarta tak akan ada penambahan ritel sewa baru ataupun ekspansi signifikan di pusat perbelanjaan besar. "Yang membuat okupansi tetap stabil atau hanya turun 1 persen," ujarnya seperti dikutip dari hasil riset Colliers, Ahad, 21 Januari 2018.
Fery mencontohkan, saat Debenhams tutup, diganti dengan Matahari. "Itu selalu ada pertukaran, sehingga okupansi tetap stabil,” katanya. Sedangkan dari sisi tarif sewa retail jika tahun lalu ada kenaikan sekitar 5 persen maka tahun ini sendiri hanya ada sekitar 1,5 persen.