TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Panggah Susanto berharap agar importasi garam industri dibebaskan sepenuhnya seperti dulu. Panggah menilai Indonesia belum mampu memproduksi garam industri dalam negeri.
"Menurut saya kembalikan ke yang dulu saja policynya, untuk impor garam industri bebaskan saja," ujar Panggah di Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2019.
Baca: Pemerintah Tambah Kuota Impor Garam Industri Karena Alasan Ini
Pemerintah mengkaji rencana impor garam untuk kebutuhan industri. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan impor akan dipermudah agar kebutuhan garam untuk industri tidak terganggu.
Airlangga berujar, hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri, Undang-Undang Penanaman Modal, dan UU Perdagangan. "Jadi tentunya kami akan mempermudah importasi dari bahan baku garam untuk industri," ucap Airlangga di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.
Kemudahan impor, kata Airlangga, bakal dikaji untuk mengembangkan investasi dan melindungi tenaga kerja di sektor terkait. Kemudahan yang akan diberikan berupa fasilitas dan pemberian rekomendasi yang diperjelas.
Menurut Panggah, kebutuhan garam industri Indonesia sekitar 2 juta ton. Kendati demikian, Indonesia sebagai negara maritim yang memiliki laut dan pantai yang luas, tidak mampu memproduksi garam dalam jumlah besar. Hal tersebut dikarenakan adanya beberapa faktor lain yang mempengaruhi produksi garam.
"Garam ini memerlukan persyaratan tidak hanya pantai, tapi juga curah hujan bagaimana, humidity itu kekeringan negara ini bagaimana. Kemudian luasan. Macam-macam faktor ini tidak harus kita semuanya," kata Panggah.
Menghadapi situasi tersebut, Panggah menyarankan pemerintah untuk fokus kepada potensi-potensi lain yang dimiliki Indonesia. "Negara itu kan saling membutuhkan, punya potensi masing-masing. Kita punya potensi ikan, hutan, pantai, dan macam-macam. Yang ada ini saja yang betul-betul kita perhatikan," kata dia.
KARTIKA ANGGRAENI | BUDIARTI UTAMI PUTRI