TEMPO.CO, Jakarta - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat dan PT Angkasa Pura II membahas kepemilikan saham tiap perusahaan setelah disepakatinya perjanjian Kerja Sama Operasi Bandar Udara Internasional Kertajati, Majalengka, Jawa Barat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PT Jasa Sarana, dan sindikasi perbankan syariah akan mendapat porsi sebesar 62 persen dari saham BIJB. Saham Angkasa Pura II di PT BIJB
"Komposisi sementara pemerintah daerah 62 persen," kata Budi usai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.
Simak: BIJB Tawarkan 38 Persen Saham untuk Biayai Pembangunan Kertajati
Budi melanjutkan AP II kemungkinan akan memperoleh 25 persen saham, sedangkan sisanya akan diserahkan pada penerbitan reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Kendati begitu, ujar dia, pemerintah akan mengkaji untuk membuat porsi RDPT lebih besar lantaran banyak peminatnya. Hal ini dilakukan dengan membuka peluang memangkas porsi saham Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan AP II.
"Karena RDPT banyak yang minat, jadi di-exercise untuk pemerintah daerah maupun AP II mengurangi share-nya sehingga RDPT-nya bisa lebih besar," kata Budi.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Awaluddin mengatakan porsi AP II kemungkinan akan berkisar 20-25 persen, sehingga porsi saham yang akan dilepas untuk RDPT yakni sekitar 13-18 persen. Adapun Direktur Utama PT Danareksa Investment Management Marsangap Parlindungan Tamba menyebutkan kemungkinan RDPT akan memperoleh porsi 18 persen.
"(Nilainya) mungkin sekitar 400 miliar rupiah," ujar Marsangap di kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2018.
Menteri Budi mengatakan dana akan langsung dikucurkan setelah porsi saham ini disepakati. Namun, ujar dia, khusus RDPT akan memerlukan waktu lebih lama. Budi mengatakan penawaran RDPT kemungkinan baru akan selesai dua bulan kemudian.
"Butuh dua bulan untuk menyelesaikan itu dari sekarang," kata Budi.
Marsangap berujar Danareksa akan mulai mengirimkan surat penawaran produk RDPT kepada investor pada awal bulan depan. Dia berujar sudah banyak calon investor yang berminat mengucurkan dana kepada BIJB melalui RDPT ini, termasuk sejumlah perusahaan pelat merah.
"Ada beberapa BUMN yang berminat, (tetapi) porsi RDPT di bawah 20 persen jadi enggak bisa melibatkan terlalu banyak investor," kata Marsangap.