TEMPO.CO, Jakarta - PT Bandarudara Internasional Jawa Barat berencana menawarkan 38 persen sahamnya untuk membiayai pembangunan dan pengembangan Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat.
"Kami rencananya menerbitkan kira-kira 38 persen, sekitar Rp 930 miliar," kata Direktur Utama PT BIJB Virda Dimas Ekaputra di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta pada Rabu, 17 Januari 2018.
Simak: Presiden Pastikan Bandara Kertajati Beroperasi pada Medio 2018
Virda mengatakan, ada opsi saham itu akan dibeli oleh PT Angkasa Pura II sebagai joint venture dalam membangun proyek Bandara Kertajati. Virda berujar, AP II pun menunjukkan minat untuk mengambil kesempatan tersebut.
"Tadi ada opsi AP II untuk membeli saham dalam simpanan BIJB itu. Ya mudah-mudahan," kata Virda.
Virda merinci, dana yang diperoleh dari penjualan saham itu akan digunakan untuk membiayai pembangunan sisi darat (land side) secara tuntas. Adapun pada saat ini BIJB memperoleh pendanaan dari saham perusahaan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, PT Jasa Sarana, dan sindikasi perbankan syariah.
"Total Rp 808 miliar ditambah Rp 650 miliar (dari sindikasi perbankan). Masih menunggu Rp 930 miliar dari pihak lain, bisa siapapun," ujarnya.
Virda mengatakan, pembangunan sisi darat Bandara Kertajati mencapai 84,7 persen per Desember 2017. Saat ini, BIJB bersama AP II tengah menggodok kesepakatan ihwal Kerja Sama Operasi (KSO) yang rencananya final pada Jumat pekan ini. Jika KSO telah disepakati, AP II akan melanjutkan pembangunan perpanjangan runway sepanjang 500 meter.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan KSO kemungkinan akan disepakati pada kisaran 17-20 tahun. "Kami mau finalkan antara 17 sampai 20 tahun. Pokoknya Jumat harus selesai," kata Luhut di kantornya, Rabu, 17 Januari 2018.