TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG kembali mencetak rekor baru dalam dua hari berturut-turut. Tak hanya itu, IHSG juga memperpanjang relinya pada akhir perdagangan hari ketiga berturut-turut, Rabu, 17 Januari 2018, dengan ditutup menguat 0,23 persen atau 14,83 poin di level 6.444,52, level penutupan tertinggi sepanjang masa.
Padahal IHSG baru saja mencetak rekor tertingginya setelah pada perdagangan kemarin, Selasa, 16 Januari 2018, berakhir menguat 0,74 persen atau 47,50 poin di level 6.429,69, level penutupan di atas 6.400 untuk pertama kalinya.
Dibuka hanya dengan kenaikan super tipis, IHSG selanjutnya bergerak fluktuatif. Namun IHSG mampu meraih kembali momentumnya pada awal sesi II dan bertahan positif. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di kisaran 6.420,06–6.452,51.
Enam dari sembilan indeks sektoral IHSG berakhir di zona hijau, dipimpin sektor industri dasar (+2,20 persen) dan infrastruktur (+1,03 persen). Adapun tiga sektor lain menetap di zona merah, dipimpin sektor finansial yang melemah 0,38 persen.
Baca juga: Dibuka Naik, IHSG Berbalik ke Zona Merah di Akhir Sesi I
Dalam risetnya hari ini, tim analis Samuel Sekuritas meyakini IHSG sudah memulai perjalanan memastikan January Effect menuju setidaknya 6.500.
“Masih ada waktu sampai Januari 2018 berakhir sehingga IHSG masih berpotensi naik sampai mendekati 6.600,” demikian ditulis riset tersebut.
Saham-saham pendorong IHSG:
PGAS +25,53 persen
SMGR +7,29 persen
BSIM +24,63 persen
BBRI +0,55 persen
Saham-saham penekan IHSG:
BBCA -1,99 persen
BMRI -1,52 persen
UNVR -1,18 persen
GGRM -1,49 persen
Pada akhir sesi I perdagangan siang tadi, IHSG sempat terseret ke zona merah dengan melemah 0,03 persen atau 1,79 poin ke level 6.427,90 akibat tekanan dari sektor aneka industri dan tambang.