TEMPO.CO, Jakarta - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI menyatakan aplikasi BookingINA bisa mulai digunakan masyarakat sekitar pertengahan Februari 2018. Untuk tahap awal, Ketua PHRI Haryadi Sukamdani menyebutkan sekitar 200 hotel ditargetkan terhubung dengan aplikasi ini.
"Sebenarnya launching, sih, sudah, tinggal pelaksanaannya. Insya Allah pertengahan Februari," katanya saat ditemui di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta Selatan, Rabu, 17 Januari 2018.
Menurut Haryadi, salah satu kelebihan aplikasi ini bagi pengusaha perhotelan adalah komisi yang tergolong lebih rendah. Untuk anggota PHRI, komisi yang dipatok hanya sekitar 12 persen dan untuk non-anggota 15 persen. Angka ini memang lebih rendah dibanding komisi pada online travel agent lain, seperti Traveloka hingga Agoda, yaitu sekitar 17-20 persen.
Berbeda dengan Traveloka ataupun Agoda, Haryadi menyebutkan aplikasi yang sudah disiapkan sejak 2017 ini dikelola langsung pengusaha perhotelan. Kehadiran BookingINA dengan angka komisi yang lebih rendah, kata dia, juga menjadi insentif bagi pengusaha perhotelan untuk bergabung dengan PHRI.
Hingga saat ini, dia melanjutkan, total pengurus pusat PHRI sudah mencapai 400 anggota. Adapun untuk BookingINA, sekitar 1.000 lebih hotel ditargetkan akan bisa tercapai hingga akhir 2018.
Haryadi menambahkan, PHRI optimistis target 2,5 juta wisatawan mancanegara akan berhasil digaet. "Kami ambil 15 persen dari target pemerintah," ujarnya. Kementerian Pariwisata memang memasang target 17 juta wisatawan mancanegara akan berkunjung ke Indonesia sepanjang 2018.
Ia menilai Indonesia masih memiliki peluang yang cukup besar untuk menggaet wisatawan mancanegara. Sebab, jumlah kamar hotel Indonesia merupakan yang terbesar di Asia Tenggara, yakni sekitar 620 ribu kamar, dan hanya kalah dari Cina.
Dengan demikian, Haryadi menargetkan BookingINA akan semakin membantu pengusaha perhotelan menangkap peluang tersebut. "Jadi kami akan ciptakan demand-nya," ucapnya.