TEMPO.CO, Jakarta - Analis Binaartha Securitas, Reza Priyambada memperkirakan reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo hari ini tidak banyak berpengaruh pada indeks harga saham gabungan atau IHSG. "Saya lihat tidak terlalu banyak berpengaruh," kata Reza ketika dihubungi, Rabu, 17 Januari 2018.
Kalaupun IHSG melemah, Reza menyebutkan hal itu karena profit taking setelah kenaikan sebelumnya dan antisipasi rilis suku bunga acuan esok hari.
Baca: IHSG Buat Rekor Baru dengan Menembus Level 6.400
Hari ini, IHSG dibuka di level 6.429. Angka tertinggi pada pembukaan pagi ini 6.435 sedangkan terendah 6.421.
Adapun 120 saham naik hingga pukul 9.30 atau 30 menit pembukaan pasar. Sementara 99 saham melemah dan 127 saham stabil.
Reza mengatakan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 47,50 poin atau 0,74 persen, berada di atas kenaikan sebelumnya yang naik 12,13 poin atau 0,19 persen.
Menurut Reza pergerakan IHSG dapat melampaui target resisten 6 396-6.407. Pergerakan IHSG diperkirakan akan bergerak pada support 6364-6397 dan Resisten 6.445-6.443. "Pergerakan IHSG masih dapat melanjutkan pergerakan positifnya meski setelah berada di fase konsolidasinya," kata Reza.
Reza melihat pergerakan positif IHSG juga dipengaruhi oleh bursa saham Asia yang terbantukan dengan bertahannya aksi beli asing yang diiringi dengan penguatan Rupiah. Sehingga situasi tersebut turut memberikan sentimen positif.
Di sisi lain, adanya rilis Kementerian Keuangan terkait membaiknya rasio utang terhadap GDP Indonesia di kisaran 29,2 persen yang masuk dalam kategori aman telah memberikan persepsi akan penilaian positif dari sejumlah lembaga pemeringkat kredit. "Upaya pemerintah untuk memperkecil suku bunga kredit mikro untuk meningkatkan penyaluran kredit ke masyarakat, juga berimbas positif pada pergerakan IHSG," kata Reza.
Kendati diharapkan masih dapat kembali menguat namun Reza memperkirakan kenaikan IHSG ini telah berada pada area overbought yang memungkinkan dapat dimanfaatkan untuk profit taking. "Bila kondisi itu terjadi maka segera antisipasi adanya pembalikan arah. Tetap waspadai aksi-aksi profit taking yang akan memanfaatkan kenaikan tersebut," ujar dia.