TEMPO.CO, Jakarta - Meski sempat diwarnai insiden ambruknya selasar bagian dalam gedung di Tower 2 Bursa Efek Indonesia atau BEI pada Senin kemarin, 15 Januari 2018, aktivitas perdagangan saham di lantai bursa hari ini tetap berlangsung normal. Hari ini, otoritas bursa tetap meresmikan pencatatan saham perdana PT LCK Global Kedaton Tbk sesuai dengan rencana. Emiten tersebut berarti merupakan perusahaan ke-567 yang tercatat di pasar modal domestik.
Direktur Penilaian BEI Samsul Hidayat menyebutkan proses penawaran umum perdana saham (IPO) ini makin menambah jumlah emiten di BEI. "Ini perusahaan tercatat pertama yang IPO di 2018," katanya di Main Hall BEI, Jakarta, Selasa, 16 Januari 2018. Saham PT LCK Global Kedaton Tbk pun diperdagangkan dengan kode LCKM.
Baca: Selasar Gedung BEI Ambruk, IHSG Tetap Bertahan di Zona Hijau
Dalam aksi korporasi ini, 200 juta lembar saham dilepas seharga Rp 208 per lembar saham. Pada pencatatan perdananya, saham perseroan dengan kode LCKM dibuka di harga Rp 312, menguat Rp 104 atau hampir 50 persen dari harga perdana Rp 208 per saham. PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia ditunjuk menjadi penjamin pelaksana emisi.
Direktur Utama PT LCK Global Kedaton Tbk Lim Kah Hock mengatakan, sebelumnya, masa penawaran umum (offering period) digelar selama lima hari kerja pada 5-9 Januari 2018. Dengan demikian, dari penjualan saham ini, perseroan telah meraup dana Rp 41,6 miliar.
Menurut Lim, 97 persen dari dana IPO ini akan digunakan untuk modal kerja. Sisanya 3 persen, kata dia, akan digunakan untuk pembiayaan riset dan pengembangan serta pelatihan di internal perusahaan.
PT LCK Global Kedaton Tbk, yang melantai di bursa, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi dan telekomunikasi. Perusahaan ini tercatat pernah membangun menara milik sejumlah perusahaan telekomunikasi, seperti XL Axiata, Telkomsel, dan Smartfren.