TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar operasi pasar beras di dua pasar, yakni Pasar Bogor dan Pasar Anyar, yang berlangsung sejak 9 Januari 2018.
"Kebijakan dari Kementerian Perdagangan untuk menekan harga beras salah satunya menambah pasokan beras, upaya menambah pasokan dilakukan dengan operasi pasar khusus beras," kata Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor Ade Tedy Sutiadi, Senin, 15 Januari 2018.
Tedy mengatakan hingga kini operasi pasar masih berlangsung di kedua pasar tersebut. Selama sepekan ini, sudah 240 ton beras dipasok ke Pasar Bogor dan 11 ton ke Pasar Anyar. "Hari ini ada permintaan penambahan pasokan 50 ton untuk Pasar Anyar," ujarnya.
Baca juga: PT PPI Bahas Impor Beras dengan Thailand dan Vietnam
Menurut Tedy, selain di Kota Bogor, operasi pasar khusus beras dilaksanakan di sejumlah daerah yang dipantau pencatatan inflasinya, yakni Kota Bandung, Cianjur, Tasikmalaya, dan Sukabumi.
Berdasarkan hasil pantauan harga bahan pokok (pangan) se-Indonesia yang dilakukan Kementerian Perdagangan, termasuk di Kota Bogor, terjadi kenaikan harga beras secara nasional, sehingga perlu dilakukan upaya menekan harga. Salah satunya menambah pasokan.
Hasil pantauan di lapangan, kenaikan harga signifikan terjadi pada harga beras premium yang biasanya Rp 10 ribu per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram. Sedangkan pada beras medium terjadi kenaikan sekitar Rp 100-Rp 200 dari harga eceran tertinggi (HET) untuk di tingkat pengecer.
Harga beras medium yang tadinya di kisaran Rp 7.500 kini menjadi Rp 9.500 di atas HET. Sehingga perlu dilakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga dengan menambah pasokan.
ANTARA