TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan atau turis asing Australia yang berlibur ke Bali selama sebelas bulan periode Januari-November 2017 tercatat sebanyak 1.015.752 orang, menurun 31.644 orang atau 3,02 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 yang tercatat 1.047.396 orang.
"Meskipun masyarakat negeri kangguru ke Bali berkurang, namun menempati peringkat kedua terbanyak memasok turis ke Bali setelah Cina," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Adi Nugroho, di Denpasar, Senin, 15 Januari 2018.
Ia mengatakan masyarakat Australia sangat antusias untuk menikmati panorama alam serta keunikan seni budaya Bali yang diwarisi secara turun temurun. Bahkan mereka menganggap Bali sebagai 'rumah kedua'.
Masyarakat Australia ke Bali sebagian besar melalui Bandara Ngurah Rai dengan menumpang pesawat yang terbang langsung dari negaranya dan 11.517 orang yang melalui pelabuhan laut dengan menumpang kapal pesiar.
Baca juga: Sepanjang 2017, Mayoritas Turis Asing di Bali Berasal dari Cina
Adi Nugroho menjelaskan, Australia mampu memberikan kontribusi sebesar 18,87 persen dari total wisatawan mancanegara (wisman) berlibur ke Bali sebanyak 5,38 juta orang selama periode Januari-November 2017.
Kunjungan wisman ke Bali itu meningkat sebanyak 896.691 orang atau 19,99 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 4,48 juta orang.
Adi Nugroho menjelaskan, selain Australia, jumlah wisman asal Malaysia juga mengalami penurunan, yakni sebesar 2,66 persen dari 159.101 orang pada sebelas bulan pertama 2016 menjadi 154.874 orang pada periode yang sama 2017.
Sementara itu, turis asing yang semakin banyak berkunjung ke Bali berasal dari Cina yang meningkat 51,52 persen, diikuti India 48,25 persen, Jepang 9,85 persen, Inggris 12,29 persen, Amerika Serikat 16 persen, Prancis 8,60 persen, Jerman 17,03 persen dan Korea Selatan 23,05 persen.
ANTARA