TEMPO.CO, Jakarta -Lembaga Penjamin Simpanan memprediksi suku bunga simpanan stabil sepanjang 2018. Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengatakan kestabilan suku bunga simpanan ini sejalan dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-day Reverse Repo Rate (BI 7RR) dan loan to deposit ratio (LDR).
"Berdasarkan dua indikator tersebut kami tidak melihat suku bunga simpanan akan turun tajam," kata Fauzi di Equity Tower, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018.
Fauzi berujar, LPS memperkirakan suku bunga acuan BI 7RR stabil di kisaran 4,25 persen hingga akhir 2018. Sedangkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK) diprediksi masing-masing berada di kisaran 10 persen dan 8 persen.
LDR berada di angka 89,4 persen hingga akhir 2017 dan diperkirakan stabil pada kisaran 90,0 persen hingga akhir tahun ini. Fauzi mengatakan LPS juga memperkirakan suku bunga global bakal naik terdorong kenaikan LDR dan prospek kenaikan suku bunga Amerika Serikat.
Kestabilan suku bunga simpanan juga diperkirakan menahan marjin perbankan. Fauzi menyebut pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) masih relatif tinggi. Pada akhir 2016, NIM perbankan sebesar 5,6 persen. Kendati turun ke level 4,9 persen pada November 2017, kata Fauzi, NIM Indonesia masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia.
"Prediksi NIM Indonesia masih relatif tinggi. Jadi inilah salah satu alasan bank di Indonesia masih atraktif menarik bagi investor global," ujarnya.
LPS menetapkan suku bunga penjaminan tak berubah untuk periode 16 Januari hingga 14 Mei 2018. Tingkat bunga penjaminan bank umum sebesar 5,75 persen untuk rupiah dan 0,75 persen untuk valas. Adapun tingkat penjaminan untuk Bank Perkreditan Rakyat sebesar 8,25 persen.