TEMPO.CO, Jakarta -Pemerintah akan menerbitkan tiga instrumen Surat utang valuta asing pada semester I 2018 ini. Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Kementerian Keuangan Loto Srianita Ginting surat utang yang akan diterbitkan ini dalam bentuk surat utang syariah (sukuk) global, obligasi dengan dua mata uang asing (dual currency global bond) berdenominasi dolar AS dan euro, dan obligasi berdenominasi yen Jepang (samurai bond).
"Rencananya semua instrumen valas kami selesaikan di semester I," kata Loto di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018.
Baca: Inilah Kementerian Penerima SBSN 22 T untuk Infrastruktur 2018
Loto memaparkan, pemerintah menargetkan 17-20 persen dari obligasi valas pada semester I ini. Dari total kebutuhan valas sebanyak Rp 856 triliun, artinya pemerintah menargetkan memperoleh Rp 145,52 triliun hingga Rp 171,2 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Loto mengatakan, penerbitan tiga instrumen valas ini dikebut pada semester I lantaran mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika sebesar tiga kali lipat.
"Ada rencana Fed Fund Rate (naik) 3 kali, dan semua view-nya akan ada kenaikan tingkat bunga karena pertumbuhan ekonomi global relatif membaik, kemudian ada rencana pengurangan balance sheet dari Fed," tutur Loto.
Kendati begitu, Loto tak merinci instrumen mana yang akan bernilai paling banyak. Dia berujar pemerintah akan fleksibel sesuai dengan permintaan pasar.
"Fleksibel, kalau ternyata demand currency yang ini strong, ya kita kasih sehingga yang lain dikurangi. Pemerintah kan seperti itu," ujar Loto dari Kementerian Keuangan.