TEMPO.CO, Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) menargetkan divestasi saham PT Freeport Indonesia bisa rampung pada Juni 2018. Perseroan akan mengakuisisi 51 persen saham Freeport.
Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menuturkan proses negosiasi terkait dengan divestasi masih berlangsung. "Prosesnya sudah bagus," kata Budi, di Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 12 Januari 2018.
Baca: Perjanjian Pengambilan Saham Divestasi Freeport Diteken Hari Ini
Namun, Budi menyatakan, rincian perkembangan negosiasi belum bisa dibagikan kepada publik. Pasalnya, pengalihan saham Freeport melibatkan perusahaan terbuka, seperti Rio Tinto, penerima 40 persen pendapatan Freeport. Aktivitas dengan perusahaan terbuka membuat Inalum terikat perjanjian non-disclosure.
Budi juga belum bisa memberikan rincian ihwal perkembangan rencana pembelian hak partisipasi Rio Tinto. "Mohon maaf, saya belum bisa menyampaikan detailnya," ucapnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan proses negosiasi untuk mendapatkan saham Freeport tetap transparan. "Kami melaporkan kepada Presiden, Wakil Presiden, dan menteri-menteri," ujarnya. Dia berjanji akan menyampaikan secara rinci divestasi saham Freeport setelah prosesnya rampung.
Sri Mulyani menegaskan, pemerintah tetap berupaya menjadi pemilik mayoritas atas tambang emas di ujung Indonesia itu. "Divestasi saham 51 persen itu non-negotiable," kata Sri Mulyani menanggapi Freeport.