TEMPO.CO, Manado -Kepedulian Ibu negara Iriana Widodo atas konservasi alam termasuk kelestarian satwa burung, mendapatkan penghargaan dengan digunakan namanya sebagai nama ilmiah dari jenis burung baru yang ditemukan di Pulau Rote/Roti, Nusa Tenggara Timur.
Nama Myzomela Iriana Widodoae resmi diberikan untuk jenis burung endemik yang termasuk di dalam famili Meliphagidae sebagai burung yang dilindungi menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP Nomor 7 Tahun 1999.
Presiden Joko Widodo melalui Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Menteri Sekretaris Negara telah mengizinkan penggunaan nama Ibu Negara berdasarkan Surat Nomor B 1199/M.Sesneg/D-2/HL.01.00/12/2017 tertanggal 17 Desember 2017.
Baca: Menteri Siti Nurbaya Beri Nama Bayi Anoa Kedua di Manado
"Pemberian nama ibu negara ini adalah yang pertama di Indonesia. Hal ini dimaksudkan sebagai ungkapan atau bentuk penghargaan kepada Ibu Negara yang sangat memperhatikan kehidupan burung, dedikasinya dapat dijadikan teladan dan menjadi contoh dalam menyelamatkan lingkungan di Indonesia," kata Peneliti Utama LIPI Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi, Prof Dr. Dewi Malia Prawiradilaga di Manado 11 Januari 2018.
Menurut Prawiradilaga, penelitian terhadap burung Myzomela Irianawidodoae berukuran kecil dengan panjang tubuh 11,8 cm, berbobot 32,23 gram dengan panjang paruh 1,79 cm ini, sudah dilakukan sejak tahun 1996 lewat laporan Johnstone dan Jepson. Tetapi baru pada tahun 2009, para peneliti mendapatkan hasil pengamatan dari pulau Rote dan berhasil merekam suara serta mengambil foto burung tersebut.
"Setelah dilakukan penelitian dan beberapa uji apakah spesies ini tidak diklaim, baru kemudian pada tahun 2017 didaftarkan dan dipublikasikan dalam jurnal Treubia volume 33 edisi Desember 2017 pada halaman 77 hingga 100," tutur Prawiradilaga.
Prawiradilaga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dengan keberadaan hewan-hewan endemik terutama burung di kepulauan Rote. Menurutnya, kondisi pulau yang hutannya terus tergerus tersebut membuat banyaknya spesies burung bisa terancam punah.
"Kondisi di pulau Rote yang tidak memiliki kawasan lindung sangat mengancam. Belum lagi perusakan habitat serta alih fungsi hutan kian menambah persoalan," kata Prawiradilaga kembali.
Simak berita lainnya tentang Iriana Widodo di Tempo.co.