TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja mengatakan penenggelaman kapal pencuri ikan yang telah dilakukan selama ini berhasil meningkatkan stok ikan di kawasan perairan nasional.
"Dampak dari perginya kapal-kapal asing, stok ikan mengalami peningkatan dari 6,5 juta ton (pada 2011) menjadi 9,9 juta ton," katanya di Jakarta, Kamis, 11 Januari 2018.
Baca juga: Jokowi: Penenggelaman Kapal Bentuk Law Enforcement Kita
Perhitungan tersebut berasal dari aktivitas stock assessment sepanjang 2016 di 11 wilayah pengelolaan perikanan.
Berdasarkan hasil itu, Kementerian mengeluarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 47/KEPMEN-KP/2016 tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan dengan potensi estimasi 9,9 juta ton.
Menurut Sjarief, peningkatan stok ikan tersebut juga mendorong optimisme nelayan untuk melaut. Kementerian juga telah melengkapi sarana dan prasarana terkait dengan pelabuhan agar nelayan bisa beroperasi lebih baik.
Selain itu, kata dia, peran badan usaha milik negara bidang perikanan, seperti Perum Perikanan Indonesia dan PT Perikanan Nusantara, saat ini sudah semakin sentral.
Sebelumnya, di Jakarta, Rabu, 10 Januari 2018, Presiden Joko Widodo mengemukakan kebijakan penenggelaman kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia merupakan upaya penegakan hukum.
"Kita tidak main-main dengan illegal fishing. Terhadap pencurian ikan tidak main-main. Oleh sebab itu, yang paling seram, ya, ditenggelamkan," ucap Jokowi.
Jokowi menegaskan hal tersebut dilakukan untuk memberikan efek jera bagi para pelanggar hukum.
Baca juga: Selama Jadi Menteri, Susi Pudjiastuti Tenggelamkan 363 Kapal
Sebelumnya, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak ada lagi penenggelaman kapal pada 2018 karena pemerintah ingin berfokus pada upaya peningkatan produksi perikanan.
"Perikanan sudah diberi tahu tidak ada penenggelaman kapal lagi. Ini perintah, cukuplah itu. Sekarang kita fokus bagaimana meningkatkan produksi supaya ekspor kita meningkat," katanya seusai rapat koordinasi dengan empat menteri di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Kemaritiman di kantornya, Jakarta, Senin, 8 Januari 2018.