TEMPO.CO, Manado - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memberikan nama pada bayi anoa yang lahir di Anoa Breeding Centre (ABC) BP2LHK Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 11 Januari 2018. Namanya Anara.
Bayi kedua anoa ini lahir pada Rabu, 8 November 2017, pukul 21.38 Wita dari induk bernama Ana, dengan berat sekitar 3,5 kilogram, panjang 60 sentimeter, dan tinggi 50 sentimeter. Hebatnya, proses kelahiran ini berlangsung normal dan alami.
Baca: Siti Nurbaya Bakar Sampaikan Pesan Lingkungan Melalui Pengajian
Bayi anoa ini merupakan bayi kedua yang lahir di fasilitas Anoa Breeding Center. Sebelumnya, bayi anoa pertama yang lahir dengan selamat telah diberi nama Maesa oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Kelahiran bayi anoa tersebut membuat anoa yang tinggal di Anoa Breeding Center menjadi sembilan ekor, yakni Rambo, Rocky, Rita, Denok, Ana, Manis, Stela, Maesa, dan Anara.
"Saya senang ketika saya kembali ke fasilitas ini, setelah saya resmikan 2015 lalu, ternyata sudah ada kelihatan kegunaan dari fasilitas ini," kata Siti.
Siti menyebutkan amanah dari Presiden Joko Widodo begitu jelas terkait dengan konservasi dan pelestarian alam, termasuk perlindungan untuk hewan-hewan langka asli Indonesia.
"Semangat Pak Presiden begitu sangat jelas terlihat. Kecintaannya akan alam Indonesia membuat Presiden begitu concern dan perhatian dengan persoalan lingkungan," tutur Siti Nurbaya.
Anoa merupakan hewan langka endemik Sulawesi, yang kini termasuk kategori terancam punah dalam IUCN Red List of Threatened Animal (The International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources) dan dilindungi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Anoa juga digolongkan sebagai satwa terancam punah dan termasuk Apendix I CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna).